Kisah-Kisah Perjalanan: Adrenalin Melakukan Perjalanan Sendirian

Wisata48 Dilihat

 

Ijen

Gugup, was-was, dan penasaran. Perasaan campur-aduk selalu mengikutiku ketika melakukan solo travelling atau perjalanan sendirian. Perut pun ikut kacau seolah-olah memberikanku alasan agar aku membatalkan perjalanan.

Melakukan perjalanan seorang diri memang membuatku cemas sebelum dan selama perjalanan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan muncul. Apakah masih ada angkutan jam segitu? Bagaimana caranya aku menuju pelabuhan itu? Lalu bagaimana jika aku tidak menemukan penginapan di situ?

Apakah aku tak melakukan persiapan sebelumnya? Tentunya sudah. Tapi tak semua informasi tersedia di dunia maya. Informasi yang ada bisa jadi sudah usang. Aku harus siap dengan perubahan rencana yang mendadak, misalnya berganti angkutan dan sebagainya.

Solo travelling di Jawa apalagi kota besar seperti Semarang, Bandung, dan Yogyakarta tentunya lebih mudah daripada melakukan perjalanan ke luar Jawa. Sumbawa, misalnya.

Ketika aku memutuskan singgah ke Sumbawa, aku tertegun mengetahui sarana transportasi menuju dan dari pelabuhan begitu minim. Tak heran jika elf itu selalu sarat penumpang dan isi penumpangnya bisa siapa saja. Kadang-kadang ayam juga ikut serta, juga hasil panen warga setempat.

Lalu pada saat tiba di pelabuhan Sumbawa, rupanya tempatnya cepat sepi. Jarak dari pelabuhan ke desa terdekat juga lumayan. Wah untungnya aku sudah mengontak pemilik penginapan dan ia kemudian menjemputku.

Lain halnya ketika aku sendirian menuju Yogyakarta untuk mengikuti sebuah seminar. Meski angkutan tidak 24 jam, ada ojek daring di sana. Aku benar-benar terbantu, tidak perlu pusing berganti angkutan. Penginapan juga banyak dengan tarif beragam.

Naik feri

Sinyal bahaya juga selalu kuperhatikan dari intuisiku. Kadang-kadang aku berbohong, berkata akan dijemput saudara atau teman apabila ada yang menawarkan jasa angkutannya dengan memaksa. Ketika ada seseorang yang mencurigakan dan perasaanku tak enak, aku mencoba menghindarinya.

Manfaat Solo Travelling

Ya, perjalanan solo mengajarkanku banyak hal. Ia melatihku untuk bisa bertahan hidup dan menyesuaikan diri. Juga ada adrenalin yang hadir.

Ada lidah yang bisa kugunakan untuk bertanya. Ada insting dan intuisi yang bisa memberiku kode bahaya. Juga ada senyuman untuk menjalin persahabatan dengan orang-orang yang kutemui selama perjalanan. Dan, oleh-oleh yang tak ternilai adalah cerita perjalanan.

Tinggalkan Balasan