Menulis dan menuliskan apa yang telah dan sedang dialami dalam kehidupan ini merupakan sebuah aktivitas yang harus dilakukan dan memberikan makna serta manfaat bagi orang lain.
Banyak hal yang harus dituliskan dan bukan hanya diceritakan saja melalui budaya bicara saja. Akan tetapi menuliskan apa yang dialami dan telah terjadi. Upaya ini untuk menjadikan setiap hal yang ditulis tersebut mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang lain.
Menulis bukan hanya sekadar menuliskan apa-apa dalam bentuk kata dan kalimat indah bermakna saja. Semua akan tidak menjadi manfaat jika tidak dikabarkan kepada orang lain. Mengabarkan apa yang telah ditulis atau istilah sekarang men-share tulisan tersebut kepada kelayak ramai atau media sosial menjadi sebuah usaha untuk memberikan makna atas tulisan kita.
Menjadi penulis berarti juga pendakwah yang memberikan pencerahan kepada orang lain. Melalui tulisan yang dikabarkan kepada orang lain boleh jadi menjadi sebuah inspirasi dan penyemangat atau bahkan mengingat diri untuk menjadi yang terbaik dan sadar.
Menuliskan dan mengabarkan adalah dua hal yang harus dilakukan. Jika tidak maka tulisan kita akan tidak mungkin dinikmati oleh “pembaca”. Hari ini di era digital, mengabarkan tulisan sangatlah mudah dan mudah sekali. Cukup hanya sedetik kita share link tulisan di blog kita maka seketika itu juga akan menyebar luas ke dunia maya seluruh dunia tanpa batas.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa mengabarkan kebaikan atau nikmat sangat disuruh oleh Agama Islam. Berupaya untuk memberi manfaat atau inspirasi terhadap nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita adalah sebuah keniscayaan.
Dalam Surah Ad Dhuha [93] ayat 11 yang artinya: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”
Oleh karena itu, tidak salah jika tulisan yang kita goreskan dibagikan atau dikabarkan kepada orang lain agar lebih banyak orang mendapatkan manfaatnya.
Pelaihari, 14 September 2021