Tikungan Menuju Surga

Fiksiana, Literasi, YPTD47 Dilihat

Tikungan Menuju Surga (1)
Tung Widut

“Met, Met bangun. Adan subuh. Ayo bangun,” panggil Yumaida. Panggilan kepada Slamet anak tunggalnya. Slamet anak umur 16 tahun itu setiap hari memang terbiasa bangun subuh. Menaiki bukit kecil menuju surau untuk salat jamaah. Selepas itu pergi ke kandang ayam milik haji Muhyi. Dia bekerja sebagai pemberi makan ayam.
Bila alarm jam 06.00 berbunyi dia segera mandi sebasahnya dan kembali menaiki bukit menuju jalan aspal satu-satunya. Mencari tumpangan untuk bisa pergi ke sekolah.

Pagi itu memang Slamet merasa malas bangun. Tak lagi sekolah. Hanya tinggal menunggu nilai rapot saja. Beberapa hari ini pikirannya kalut. Pasalnya di grup kelas ramai candaan teman. Pembicaraan tentang sepeda motor baru. Sepeda motor yang nantinya bisa digunakan untuk ke sekolah lanjutan yang berada di kota. Sedang Slamet tak bisa berfikir untuk bisa seperti teman-temannya.
“Met, ibu berangkat dulu,” suara ibunya terdengar diikuti suara pintu tertutup. Kembali angan Slamet tak menentu.

Tinggalkan Balasan