Sebagai hobi, menulis adalah pekerjaan yang butuh kerelaan keluarga untuk memberi waktu penulis mendapatkan kebebasan dalam mengatur waktu menulis. Biasanya waktu nyaman menulis di pagi hari, atau malam menjelang tidur. Bisa juga di antara kosongnya waktu bekerja formal ada sekitar satu jam yang bisa digunakan untuk menulis.
Tentang Pengaturan Waktu Menulis
Namun kadang ide datang sewaktu- waktu. Nah itulah sebabnya kalau keluarga tidak mendukung penulis dalam kebebasan waktu menulis maka akan banyak kendala terhadap masalah produktifitas. Tidak bisa serta merta mempunyai waktu khusus menulis. Bisa jadi hanya sepekan sekali atau sebulan dua kali.
Yang membuat sukses penulis tentunya dukungan keluarga. Selalu mensuport meskipun hasil tulisan tidak bisa dijadikan andalan untuk menopang hidup. Kalau di luar negeri penulis bisa menjadi andalan dan menjadi profesi menjanjikan, menjadi penulis di Indonesia harus siap menderita karena pendapatan tidak menentu, kecuali penulis itu aktif membuat pelatihan dan menjadi nara sumber seminar penulisan atau workshop.
Penulis tanpa dukungan keluarga sering mendapat stigma, sebagai pengkhayal, lebih sibuk dengan laptop dan teman – teman virtualnya, banyak keluar dan jarang berinteraksi dengan keluarga. Padahal kegiatan penulis selain membaca, menjalin relasi, mengikuti workshop untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan juga penting bisa melakukan kunjungan- kunjungan ke luar entah ke tempat wisata, maupun mengamati perilaku manusia dan lingkungannya.
Kebebasan Menulis dan Kompromi Waktu Bersama Keluarga
Namun jika kebebasan mendapatkan kesempatan mengembangkan kemampuan menulis terbatas, penulis tidak bisa maksimal berkembang. Menulis akhirnya hanya kegiatan selingan yang tidak menghasilkan apa- apa selain kesenangan karena tulisan – tulisannya terpajang di web atau platform blog.
Ada ketidakbebasan menentukan waktu menulis karena keluarga kurang mendukung kegiatan menulis. Totalitas terbatas dan hanya mencari waktu yang tepat di antara kesibukan bekerja dan sisa waktu untuk urusan keluarga. Kalau kegiatan menulis dianggap hanya membuang – buang, kontra produktif maka penulis harus selalu berhadapan dengan tantangan yang dimulai dari orang terdekat.
Nantinya penulis harus membuktikan bahwa menulis itu sangat bermanfaat, bisa memberikan kebahagiaan, bisa memberikan peluang yang baik bagi kesejahteraan keluarga selain kegiatan inti yaitu mencari uang untuk asap dapur bisa mengepul.
Dukungan Keluarga Penting Untuk Karir Menulis
Restu keluarga adalah salah satu faktor penting menjadi penulis, jangan sampai kegiatan menulis membuat hubungan dengan pasangan dengan keluarga menjadi kurang harmonis. Maka jika keluarga tidak mengerti manfaat menulis, maka pelan- pelan diberi pengertian dan juga bukti bahwa menulis itu bisa memberi nilai tambah lebih bagi harmonisnya komunikasi dalam rumah tangga.
Sebab banyak penulis sering mengabaikan komunikasi dengan keluarga, dengan lingkungan, sibuk mengetik, sibuk mencari ide atau melakukan perjalanan bagi sumber referensi bagi tulisannya namun lupa bahwa ia bagian dari keluarga yang juga harus mendapat perhatian sama dengan aktifitasnya menulis. Jika seluruh waktu Me Time dengan keluarga habis hanya untuk menulis maka tidak sehat juga dalam membagi waktu antara keluarga dan kegiatan menulis.
Semoga saja setiap penulis mampu membagi waktu yang adlil antara jalinan komunikasi dengan keluarga dan kegiatan menulis yang memang sudah menjadi passionnya dan mampu membahagiakan diri sendiri.
Sukses menulis salah satunya karena dukungan keluarga, semangat dari keluarga yang besar hingga bisa menyediakan waktu menulis tanpa harus mengganggu harmonisasi dengan pasangan dan keluarga besarnya.
Banyak penulis yang sukses berkarier dalam menulis karena dukungan penuh keluarga, namun banyak juga karena suntuknya kegiatan menulis membuat hubungan komunikasi dengan keluarga cukup berantakan karena ada semacam ego penulis yang berpikir terlalu total dalam menulis hingga melupakan waktu khusus bersama keluarganya. Menulis itu utama tapi lebih utama adalah kerukunan rumah tangga dan kebahagiaan bersama keluarga.
Maka pandai – pandailah memberi pengertian pada keluarga bahwa menulis itu memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan bagi keluarga. Salam literasi.