Salam Mimpi (part 3)

Terbaru27 Dilihat

 

“Ain bau, belum mandi.” ujarku sebelum Bang Andra membuka mulutnya.

Terdengar jelas, hembusan napas jengkel dari mulut Bang Andra.

“Ain sengaja menjaga jarak dengan Abang?” ucapnya tidak jelas

“Abang mau bicara apa? mau nikah lagi, minta izin saja sama madu Ain, kalau Ain izin saja, mana surat yang perlu Ain tanda tangan.” Ucapku datar.

Binar netra membara dari netra Bang Andra membuatku sedikit takut tapi aku menguatkan batinku dan menatap balik Bang Andra.

“Abang mau bercerai dengan Intan.” Ucapannya hanya angin lalu buatku

“Terus mau nikah dengan yang baru Bang?” ucapku santai

“Ain jaga bicaramu.” Lengkingan suara Bang Andra mengema di ruang tengah.

“Indra tidur Bang.” Ucapku emosi juga

“Ain, abang lelah. Abang butuh Ain.” Ucapnya dengan nada memohon, netranya menatapku tapi aku tidak merasakan apa – apa dari tatapan Bang Andra.

“Bang, jangan menanam duri lagi di hati Ain, Ain mohon.” Setelah mengatakan itu aku menuju kamar, tubuh dan jiwaku lelah.

Kamar mandi menjadi tujuanku, azan isya sudah terdengar. Siap – siap dengan semua perlengkapan sebelum mempasrahkan semua keluh kesahku kepada-Nya.

“Ain, tunggu Abang kita sholat berjamah.” Aku memandang Bang Andra yang baru masuk ke kamar kami, hanya anggukan kepala untuk menjawab permintaan Bang Andra.

Sudah lama kami tidak berjamah sejak Bang Andra menikah dengan Intan, maduku. Aku melihat isak kecil dari Bang Andra ketika memanjatkan doa setelah kami selesai sholat, apa yang terjadi dengan Bang Andra, batinku.

Setelah aku mencium tangan Bang Andra, kesunyian melanda kami. Akhirnya aku membenahi perlengkapan sholat dan meletakkan pada tempatnya, aku melihat Bang Andra masih duduk bertafakur sejadahnya entah doa apa yang dipanjatkannya.

“Abang tidur di sini, malam ini boleh?” ucapan Bang Andra membuatku terkejut

Aku memandang lekat Bang Andra, bagaimanapu Bang Andra suamiku. tidak seperti biasanya Bang Andra meminta izin untuk menginap di sini, biasanya aku yang meminta Bang Andra untuk menginap. Akhirnya hanya anggukan kepala yang bisa aku berikan atas pertanyaan Bang Andra.

“Abang mau makan, Ain masakan nasi goreng ?” ucapkan memecah kesunyian kami setelah tadi hanya izin menginap saja yang keluar dari mulut Bang Andra.

“Pedas ya sayang.” Aku mengernyitkan keningku mendengar kata sayang keluar dari mulut Bang Andra, sudah lama aku tidak mendenganya.

“Ya, Abang istirahat nanti siap Ain kasih tahu.” Ucapkan meninggalkan Bang Andra di kamar ada kelelahan yang dalam di netra Bang Andra.(bersambunga)

Tinggalkan Balasan