Menulis di Sela-sela Waktu Shooting

Menulis bagi saya adalah aktifitas yang mengasyikkan, meski pun memiliki kesibukan lain selain daripada menulis, yang membutuhkan konsentrasi dan fokus, namun disela kesibukan tersebut saya tetap bisa menulis, bahkan terbilang cukup produktif dalam menghasilkan tulisan dalam setiap harinya.

Ini pengalaman saya beberapa tahun yang lalu, saat saya masih aktif shooting, karena memang dari pekerjaan itulah saya bisa menghidupi keluarga, sementara menulis adalah bagian dari hobbi.

Menulis disela-sela kesibukan shooting sinetron, itulah yang saya lakukan selama kurang lebih 5 tahun. Dalam satu hari saya bisa posting minimal 1 artikel, dan maksimalnya 5 artikel.

Berprofesi sebagai Art Director (Penata Artistik) film dan sinetron, adalah pekerjaan utama saya saat itu, yang sudah ditekuni kurang lebih selama 25 tahun, namun kesukaan menulis barulah bisa tersalurkan sejak bergabung di Kompasiana.

Kurang lebih sudah 3.000 artikel yang saya hasilkan selama dalam 9 tahun di Kompasiana, dengan berbagai jenis artikel. Kesemua artikel yang diposting, ditulis disela-sela kesibukan shooting.

Apa yang dituliskan berdasarkan apa yang dibaca, diamati dan apa yang didengar dan dirasakan, sehingga hampir semua tulisan dihasilkan berdasarkan reaksi spontan dari apa yang dialami.

Bisa dikategorikan cukup produktif dalam menulis, karena memang apa yang saya tuliskan hanyalah tulisan-tulisan yang ringan, tulisan yang berdasarkan apa yang dicermati atas kejadian sehari-hari. Tidak ada artikel yang ditulis secara khusus, dengan berbagai referensi yang serius.

Semua yang ditulis berdasarkan inspirasi seketika, dari situasi dan kondisi yang ada, namun kadangkala, ketika menuliskan tentang sosok tokoh, saya cenderung menuliskan tentang sosok tokoh yang memang saya kagumi, sehingga akan mempermudah untuk menuliskannya.

Kalau pun saya memposting puisi, itu lebih dikarenakan menganggap puisi adalah medium untuk mengemas penyampaian pemikiran yang sedikit ekstrim, sehingga apa yang disampaikan akan terasa lebih halus, dan akan lebih mengena bagi yang membacanya.

Begitu juga ketika memposting sebuah cerpen, bagi saya cerpen adalah medium untuk menceritakan apa yang saya pikirkan dan rasakan, kemasan cerita akan mudah untuk disampaikan, dan setiap orang akan memiliki berbagai sudut pandang dalam memaknainya.

Hampir semua artikel yang di posting bernuansa politik, baik puisi, cerpen atau pun opini. Karena bagi saya banyak sisi yang menarik dan menggelitik untuk menuliskannya, meskipun latar belakang pendidikan saya adalah Seni Rupa, namun hal-hal yang berbau politik sangat menarik hati untuk menuliskannya.

Peristiwa-peristiwa politik tidak saja terjadi dipemerintahan, setiap hari kehidupan kita tidak terlepas dari hal yang berbau politik. Tentunya hal ini akan banyak sekali menjadi bahan penulisan, terlebih lagi dimusim-musim di tahun politik.

Sebagian besar dari artikel yang pernah saya tulis di sela-sela shooting sinetron stripping itu, sekarang sudah membuahkan hasil berupa buku, yang di terbitkan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), yakni, Bait-bait Konstelasi, antologi puisi politik yang baru saja di terbitkan, dan Membaca Politik Citra SBY, yang juga segera terbit.

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menjelaskan siapa saya, tulisan ini hanyalah untuk berbagi pengalaman dalam aktivitasnya penulisan, dan bagaimana proses saya menulis disela-sela kesibukan pekerjaan utama saya, dan apa saja yang menjadi inspirasi dari tulisan-tulisan saya.

Sekali lagi saya katakan, tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menceritakan siapa saya, ini adalah reaksi kegembiraan setelah saya menemukan lapak penulisan, karena sebelumnya saya cuma menulis di Note Facebook. Semoga saja aktivitas ini akan terus bisa saya tekuni.

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar