Selama delapan tahun aku terus diperkosa pamanku, kenapa bisa demikian ? Baiklah aku akan mulai kisahku ini dari delapan tahun silam.
Saat itu aku masih berusia 8 tahun, suatu hari aku diajak paman ke ladang untuk menemaninya. Dengan segala keluguanku, sama sekali aku tidak merasa curiga, karena aku masih terlalu kecil dan belum mengerti apa-apa.
Sampai di tengah sawah paman mengajakku untuk istirahat di saung, aku tetap tidak punya kecurigaan apa-apa. Tapi, betapa kagetnya aku ketika paman memaksa dan memaksa aku bersetubuh, aku begitu sedih, aku merasa sakit yang teramat sangat.
Sejak itulah aku terus diperkosa selama 8 tahun, setiap ada kesempatan. Kenapa aku katakan demikian, karena aku memang tidak pernah mau. Sehingga hanya karena takut, aku cuma bisa pasrah. Perasaan sakit hati, benci semua menjadi satu tanpa bisa aku elakkan sama sekali. Selama itu pula aku selalu dalam perasaan yang tertekan. Dalam 1 minggu, aku bisa mengalami 2 kali perkosaan.
Ingin aku mengadu pada kedua orang tuaku tapi aku tidak berani, aku takut orang tuaku tambah terpukul lagi. Kami memang tinggal menumpang sama paman, ayah dan ibuku merupakan buruh Tani paman. Dengan kehidupan ekonomi yang serba terbatas, makanya kami tidak bisa melepaskan ketergantungan hidup sama paman.
Sekarang usiaku sudah 16 tahun, aku tumbuh menjadi gadis yang terbilang cukup cantik, tapi agak kurang dalam pergaulan, trauma perkosaan itu membuat aku menjadi gadis yang tertutup dan agak minder dalam pergaulan.
Beberapa hari lagi kata ayahku, ada pemuda yang ingin melamarku, seharusnya aku senang mendengar kabar ini, tapi aku malah jadi penuh ketakutan, aku takut paman jadi marah dan mengusir kami dari rumahnya, selain itu juga aku takut kalau suamiku kelak tahu kalau aku sudah tidak perawan lagi.
Berbagai perasaan berkecamuk di dalam dadaku. Suatu hari aku ceritakan sama paman tentang rencana lamaran tersebut, paman begitu marah, dia bilang :
“Mana Ada laki-laki yang mau menikahi wanita yang sudah tidak perawan ” Aku begitu terpukul dengan ucapan paman tersebut, aku cuma bisa terdiam, hari itu dia kembali memperkosaku, itulah terakhir kali dia memperkosaku.
Sampailah pada hari lamaran itu tiba, semua keluarga kumpul dirumah paman, tapi paman tidak ikut hadir pada acara lamaran tersebut, aku juga tidak tahu apa yang menyebabkan paman tidak hadir, tapi bibi Dan anak-anaknya ikut hadir.
Saat itu aku begitu tertekan, berbagai perasaan takut itu kembali menghantuiku, terbayang perlakuan bejat paman sehingga aku begitu sedih dan tertekantertekan. Saat itu semua mata tertuju padaku, tiba-tiba aku histeris sambil terus menangis, semua yang ada diruangan itu panik melihatku. Aku lari menghambur kepangkuan ibu, sambil terus menangis, dengan lembut ibu mengusap rambutku sambil menangis,
“Ada apa nduk? Kok kamu menangis? Seharusnya kamu itu senang kalau ada yang mau melamar kamu.” Tanya ibuku sambil mendesakku
aku merasa begitu sejuk bersujud di pangkuan ibu,
“Aku senang bu… tapi aku malu.” Ucapku sambil membenamkan wajah di pangkuan ibu
“Malu kenapa nduk? Apa karena calon suamimu lebih tua dari kamu? Gak papa toh? yang penting dia sayang sama kamu.” Ibu menanyakan semua itu dengan lembut, sambil terus membelai rambutku
Aku mengangkat wajahku dan menatap mata ibu,
“Bukan karena itu bu.. aku sedih dan takut karena….”
Ibu langsung memotong ucapanku,
“Karena apa nduk? Ayo ngomong? Biar semua pada tahu!!” Desak ibu dengan mengguncang bahuku
”Aku malu dan takut karena… aku sudah gak perawan bu…aku sudah diperkosa sama paman.” Jawabku, dan aku tumpahkan airmata di pangkuan ibu
Mendengar pengakuanku itu, semua tamu yang hadir di dalam ruangan geger, terutama bibiku, dia begitu kaget hampir tidak percaya, dan langsung meninggalkan ruangan, begitu juga dengan anak-anaknya.
Aku cuma bisa pasrah setelah mengakui semua itu, apakah calon suamiku mau menerimaku atau tidak aku tidak hiraukan lagi. Tapi di luar dugaanku, calon suamiku tetap mau menerimaku apa adanya, dia juga merasa tambah kasihan melihat nasibku.
Hari itu juga paman langsung ditangkap polisi, karena ayahku langsung pergi melapor ke kantor polisi. Yang paling terpukul adalah ibu, karena dia tidak menyangka sama sekali kalau adiknya tega memperlakukan anaknya seperti itu.
Pernikahankupun dipercepat, setelah pernikahan, aku dan kedua orang tuaku serta adik-adik, diboyong suami kerumahnya. Sungguh aku merasa bahagia sekali, karena suamiku begitu mencintaiku.
cerita ini terinspirasi oleh kisah nyata yang diberitakan Kompas.com beberapa tahun lalu, yang berjudul ” 8 tahun aku diperkosa pamanku” (kalau tidak salah)
Pesan moral cerita ini, jangan mudah mempercayai siapapun dalam meninggalkan anak perempuan dirumah sendirian, bahkan keluarga terdekat sekalipun.
Semoga kisah ini bisa diambil manfaatnya, Dan bisa menjadi pelajaran yang berharga, juga agar kita bisa mengawasi anak-anak kita.
Benar2 bejat laki2 itu. Prihatin sekali sama anak itu. Namun, syukurlah suaminya mau menerimanya. Semoga ia bahagia selamanya..
Menggunakan kekuasaannya untuk menodai darah dagingnya sendiri..bejat melampaui batas ya mbak.. Terima kasih mbak Tini