KMAC 39. Kriteria Guru Inspiratif

Pendidikan, YPTD82 Dilihat

KMAC 39. Kriteria Guru Inspiratif
Penulis : Theresia Martini, S.Ag., M.M

Pada tulisan sebelumnya, penulis mencoba untuk mengupas tema tentang sosok guru inspiratif yang diharapkan mampu memberikan inspirasi atau ilham kepada lingkungan sekitar terutama kepada para peserta didiknya.

Seorang guru inspiratif diharapkan mampu mengajak peserta didiknya lebih berpikir kreatif dan luwes hingga peserta didik mampu untuk thinking out the box, artinya berpikir lebih kreatif dan inovatif melampaui batasan diri atau berpikir kreatif dan inovatif yang berbeda dengan orang kebanyakan.

Menjadi guru inspiratif bukan sekadar pengetahuan dan keterampilan saja yang harus dimiliki, namun menuntut sebuah komitmen guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Sebutan seorang guru sebagai arsitek juga sering terdengar di telinga, yang memposisikan guru sebagai seoraang arsitek yang siap membangun sebuah generasi dari pendidikan yang dilakukan.

Sebagai arsitek guru diharapkan mampu mencetak calon pemimpin bangsa yang hebat, handal, dan berkarakter kuat.

Guru mengemban tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan dan tidak mudah untuk dilaksanakan.

Tidak semua orang mampu menjawab panggilan hidup sebagai seorang guru, sehingga sebutan  guru sebagai, “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa,” sangat layak untuk disematkan pada mereka.

Guru adalah orang yang memiliki peran begitu penting dalam membentuk dan mengembangkan sumber daya manusia di suatu negara.

Sebagai pendidik, guru memiliki tugas untuk mengajar dan mendidik peserta didik dengan penuh kasih sayang dan dedikasi.

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, demikian kehormatan yang diberikan kepada para guru atas segala pengorbanan dan dedikasinya unuk mencipatakan generasi penerus bangsa.

Mereka layak dihormati dan dihargai atas dedikasi dan pengorbanan mereka untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi.

Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa mengacu pada pengakuan atas pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan oleh guru dalam membentuk dan mengembangkan generasi penerus bangsa, tanpa mengharapkan pengakuan atau hadiah yang besar.

Seringkali, guru bekerja keras tanpa terlihat oleh masyarakat luas, bahkan terkadang bekerja di bawah tekanan, hingga harus menghadapi tantangan yang berbeda setiap hari, dan kadang-kadang mengalami keterbatasan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya.

Walaupun menghadapi berbagai tantangan , semua tidak menyurutkan semangat guru untuk tetap memilih mengabdikan diri mereka menciptakan masa depan yang lebih baik bagi peserta didiknya.

Peran penting yang dijalankan guru tidaklah mudah, karena harus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai penting seperti disiplin, etika, kejujuran, dan tanggung jawab.

Di tangan para guru generasi penerus akan dibangun dan dibentuk kepribadiannya sehingga menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan jaman untuk membangun negeri tercinta.

Panggilan hidup seorang guru akan terus menyala dan berkobar, mewujudkan segala tugas dan tanggung jawab yang diemban untuk membentuk dan mencetak generasi terbaik bangsa.

Dikatakan bahwa, “sebagus apa pun kurikulum dan metode yang digunakan, tidak akan memberikan pengaruh apabila berada di tangan guru biasa-biasa saja.”

Hal tersebut memberikan pengertian bahwa maju mundurnya pendidikan tidak semata-mata karena kurikulum atau metode hebat yang digunakan.

Kualitas guru menjadi kunci kualitas pendidikan, jika gurunya berkualitas maka pendidikan pun akan menjadii baik.

Beberapa kriteria berikut dapat menjadi pendukung seorang guru mewujudkan guru hebat dan inspiratif di era Society 5.0, di antaranya adalah:

  1. Menguasai materi yang akan diajarkan menjadi sangat penting agar dapat memberikan penjelasan yang lebih mendalam serta memberikan pemahaman yang lebih baik kepada peserta didik.
  2. Memiliki cara yang kreatif dan inovatif dalam mengajar menghadapi berbagai tantangan dalam pembelajaran sehingga membuat pelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam belajar dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
  3. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik baik kepada peserta didik, orangtua siswa, dan rekan kerja lainnya, sehingga mampu memberikan penjelasan yang jelas dan mudah dipahami serta dapat menjelaskan konsep-konsep yang rumit dengan bahasa yang sederhana.
  4. Mampu memotivasi, mengajarkan nilai-nilai moral yang baik, dan menjadi panutan bagi peserta didik untuk belajar
  5. Berdedikasi tinggi pada tugas dan tanggung jawabnya untuk mendidik dengan sepenuh hati dan merasa bahagia menghantar peserta didiknya berhasil mencapai tujuan pendidikan mereka.
  6. Tekun dan aktif mengikuti perkebangan terbaru dalam dunia pendidikan pada saat memiliki kesempatan mengikuti seminar, pelatihan atau workshop untuk memperbaharui pengetahuan, keterampilan serta meningkatkan kompetesni kepribadian guru.
  7. Terbuka terhadap kritik dan masukan baik dari peserta didik, maupun paguyuban orangtua serta rekan kerja guru. Dengan demikian guru tersebut memiliki kesempatan belajar dan meningkatkan kualitas diri sehingga dapat memberikan pengajaran yang lebih baik di masa depan.
  8. Harus mampu menjadi pendorong untuk membimbing dan memberi semangat peserta didik untuk meraih sukses,
  9. Memiliki kepribadian yang berani, percaya diri dan mengenal diri sendiri sehingga mampu membentuk kepribadian peserta didik dengan pengalaman hidup yang dimiliki.

Semua yang disampaikan penulis di sini, hanya akan menjadi sebuah cita-cita mulia jika para guru tidak pernah berupaya melakukan perubahan sehingga membentuk diri menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan.

“Mari kita bersama berubah dan berupaya menjadi agen pendidikan demi masa depan anak bangsa”

 

Pangkalpinang, 22 Maret 2023

Tinggalkan Balasan