Cerpen Bersambung (CerBung) ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda.
BACA JUGA : Han! Aku Cinta Padamu (1).
LIMA BELAS
Kampusku sore itu penuh dengan hiruk pikuk mahasiswa yang baru saja selesai praktikum kimia. Aku dan Alan seperti biasa bertugas sebagai Asisten laboratorium untuk praktikum kimia dasar.
Ruang praktikum sudah mulai lenggang. Alan pamit karena harus menjemput adiknya pulang les sementara aku masih harus membereskan dan memasukkan ke dalam map kumpulan kertas laporan. Ketika aku mulai bergegas meninggalkan ruangan tiba-tiba seseorang menyentuh pundak lalu terdengar suara lembut dari seorang gadis.
“Han!” Seorang gadis memanggilku. Aku menoleh ke arahnya. Ternyata Aini Mardiyah sudah bediri menatapku sambil tersenyum.
“Aini! Kau masih belum pulang?” Tanyaku.
“Aku sengaja lewat Laboratorium kimia dan aku lihat kamu belum pulang. Han, kamu sendirian? Alan dimana? ” Tanya gadis cantik itu.
“Oh dia lagi jemput adiknya!” Jawabku singkat.
“Oh ya Han, besok aku bakal lembur penelitian sampai malam. Kamu mau nemenin gak?” Aini memberi tatapan setengah memohon yang membuatku tidak bisa menolak.
“Baik Aini aku siap menemani!”
“Kamu nggak punya acara? Kalau ada acara tidak apa-apa, aku sendirian saja!”
“Aku besok tidak ada acara.”
Bagiku Aini adalah sahabat yang sering memberikan semangat pada saat kondisi jiwa sedang gundah. “Han! Yang berputus asa terhadap pertolongan Allah adalah termasuk orang yang kafir!” Kata Aini suatu hari saat kami membicarkan tentang masa depan.
Usai mengikuti kelas kuliah siang itu, kami berbincang di Kantin sambil menikmati makan siang. Dalam beberapa bulan terakhir ini aku sedang menghadapi persoalan keuangan karena orang tuaku lebih fokus memberikan biaya untuk adik-adik.
Ketika itu aku memutuskan lebih baik berhenti kuliah dan mencoba untuk bekerja. Maka orang yang pertama mencegah niatku itu adalah Aini. Ternyata Aini telah banyak memberiku masukan dan saran.
Akhirnya aku tetap bertahan dan melanjutkan menyelesaikan tahap penyusunan skripsi ini. Sungguh Aini adalah sahabat terbaikku selain Alan, sosok yang belakangan ini banyak membantu masalah keuanganku.
Demikian pula kehadiran Aini semakin lama semakin memiliki arti. Jujur saja, aku tak bisa menyembunyikan kekagumanku kepada gadis ini. Ketika aku ingin menaruh harapan kepadanya, namun hati kecilku mengurungkannya. Mana mungkin gadis cantik dan cerdas seperti Aini Mardiyah ini belum punya kekasih.
Ilustrasi Foto by Pixabay.
Teman-teman bagi penggemar novel sila baca novel di bawah ini, klik saja tautannya.
1 komentar