Cerpen Bersambung (CerBung) ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda.
BACA JUGA : Han! Aku Cinta Padamu (1).
LIMA
Kamis 10 Maret
Dear Diary.
Sebuah senyum menggulir dari sebuah bibir yang nampak letih lewat saja di sampingku. Lalu diakhiri dengan sebuah sapa dari sebuah bibir yang nampak letih lewat saja di sampingku. Oh apa yang terjadi?
Aku melangkah sumbang mencoba sedikit menjauhi hal yang belum pasti. Kulempar senyum kepada setiap orang yang kupapasi di jalan. Senyum yang mengartikan bahwa hidup ini tetap indah walaupun ada gundah di hati.
Dear Dairy. Sepagi ini aku tersenyum melepaskan himpitan jerat yang menikam. Sepagi ini aku menemukan diriku diselimuti keraguan. Namun menjelang siang kutemukan kepastian tanpa lagi bertabur teka teki. Hari ini akhirnya aku berjalan melenggang menikmati senja di ambang remang. Selamat tinggal kegundahan.
Dear Diary. Kini akhirnya perasaanku seputih salju. Menimang segala cita dan keyakinan. Sesungguhnya Tuhan Maha Besar Maha Segala. Adakah yang telah kuperbuat sehingga Kau dekat denganku? Tuhan aku merindukanMu. Kadang-kadang aku menjadi malu karena saat-saat seperti ini aku baru ingat kepadaMu.
Sabtu 12 Maret
Hari ini ada sesuatu yang tak mampu aku ucapkan. Ada sesuatu yang tak pernah aku duga. Ada sesuatu yang tak pernah aku mengerti. Ada sesuatu yang tak pernah aku temukan sebelumnya.
Ya Dear Diary, Erika mengajakku bertemu pada jam istirahat pertama di Taman Sekolah yang rimbun dengan pepohonan, dekat tempat parkir Timur.
“Hai Han!” Terdengar suara Erika lembut menyapaku yang sedari tadi sudah kutunggu di Taman itu.
“Hai Rika!” Sapaku pendek.
Gadis cantik ini dengan seragam putih abu-abunya sangat anggun karena memiliki wajah yang teduh, senyum yang ramah. Tutur katanya tertata dengan bijak. Aku menyukai matanya yang tajam dan bening jika sedang tersenyum mata itupun ikut tersenyum. Cerdas, cantik dan ramah wah luar biasa. Siapa lelaki yang berhasil memiliki hatinya? Dialah yang paling bahagia dalam hidupnya.
“Han, kamu melamun ya?” Suara Erika mengagetkanku.
“Oh enggak,enggak! Eh iya ada apa nih Rika kita ketemuan di sini?” Aku bertanya dengan nada yang benar-benar gugup.
“Tidak ada apa-apa sih. Aku hanya ingin meluruskan kejadian malam Minggu kemarin. Wina sudah cerita semuanya ke aku.” Erika menatapku sambil tersenyum.
“Oh iya?” Kataku sambil membalas tatapan dan senyumnya.
“Han maafkan aku ya. Malam Minggu itu aku pergi sama Boy tapi percayalah Boy bukan pacarku.” Suara Erika tegas masih dengan senyum manisnya tersungging di bibirnya. Aku hanya terpana terdiam. Namun dalam hatiku gembira tiada tara.
“Rika sudahlah lupakan saja,” kataku kalem sok menjadi orang bijak.
“Iya. Aku sudah melupakannya kok. Oh ya Han. Pulang sekolah nanti boleh aku ikut bonceng motormu? Motorku hari ini masuk bengkel,” Pinta Erika. Aku menyanggupi permintaannya.
@hensa.
Ilustrasi Foto by Pixabay.
1 komentar