Perjalanan Cinta Seorang Guru (34)

Kalau ada kisah lucu yang dialami Jamel setelah resmi menjadi Kepala SMA Negeri 2 Karimun, itulah kisah kesurupan para siswi. Tiga sekolah yang sudah dijalani Jamel, ternyata ketiganya memiliki pengalaman yang sama. Ada siswa perempuan yang kesurupan. Dikatakan juga kemasukan hantu. Tapi bukan kesurupannya yang terasa lebih lucu oleh Jamel, kini. Cerita lanjutan setelah kesurupan itulah yang kini dirasakan Jamel lebih lucu lagi.

Sekolah baru dengan guru dan murid baru sudah berjalan kembali normal. Peristiwa kesurupan beberapa hari yang lalu itu sudah tinggal ceritanya saja lagi. Guru dan siswa sudah masuk kelas sesuai jadwal yang sudah disusun. Tapi isu kesurupan yang konon disebabkan oleh hantu-hantu yang baru saja dilepaskan oleh Kepala Sekolah sebelumnya masih beredar. Jamel masih mendengar guru menyebut-nyebut itu.

“Bos lama itu dukun agaknya?” kata seorang guru saat duduk-duduk kaena tidak ada jam mengajar.

“Kok begitu?”

“Ya, katanya kesurupan anak-anak kita kemarin itu kan karena bapak itu melepaskan hantu-hantu yang selama ini diam di sekolah kita. Karena dia sudah pindah tugas, dia lepaskan hantu-hantu itu.”

Ibu Perli dan Ibu Ani yang tengah asyik ngerumpi terhenti ketika Jamel, Kepala Sekolahnya lewat di depan mereka. Tapi Jamel malah ikut duduk di bangku panjang di depan kelas itu.

“Hantu dilepaskan?” Tanya Jamel kepada mereka seolah sderius.

“Hehe, kabarnya begitu, Pak. Pak Yatim yang ngomong ke beberapa orang guru. Dia mendapat info kalau sekolah kita heboh hari anak-anak kesurupan itu”

Jamel hanya tersenyum mendengar obrolan kedua gurunya itu.
Kini, dengan aneka tantangan baru di sekolah yang baru bagi Jamel, tidak hanya tekad akan memulai ‘langkah baru’ penuh semangat, tapi bagaimana menteralkan gunjingan pasca kesurupan itu. Jamel khawatir kalau isu itu terus berkembang dan para guru malah ikut-ikut yakin dengan isu itu. Sebagai penanggung jawab sekolah tugas berat Jamel sesungguhnya adalah bagaimana menajdikan sekolah ini sebagai sekolah hebat. Bisa menyangi SMA Negeri 1 yang nota bene sudah lebih tua.

“Saya berharap tidak ada lagi kejadian serupa di masa-masa yang akan datang. Tentang isu dari Kepala lama tidak perlu dikembangkan. Anggap saja itu obrolan humor,” itu salah satu isi pidato Jamel dalam pertemuan pertama dengan para guru dan pegawai administrasi sekolah.

Para guru dan pegawai TU (Tata Usaha) tampak diam saja mendengar pidato Kepala Sekolah barunya.

“Sungguh akan menegangkan sekaligus mengkhawatirkan melihat anak-anak perempuan yang kesurupan. Mereka salaing memekik bersahutan. Apalagi dengan jumlah yang begitu banyak.” Jamel lebih banyak pidato perihal peristiwa lima haru yang lalu itu.  Jamel pun mengulang kisah kesurupan yang dialami anak-anak saat dia masih di Tanjungbatu, 10 tahun yang lalu itu. “Di SMA Negeri 1 Tanjungbatu waktu itu, tidak kurang 30 orang anak yang memekik tak tentu arah, saling bersahutan dalam kesurupan bersama,” jelas Jamel di hadapan 45 orang guru dan pegawai TU itu.

“Saya dengan dan di SMA Negeri 2 Karimun ini pun kabarnya dengan jumlah yang cukup ramai. Sekali lagi, doa dan harapan saya dan doa kita bersama semoga tidak lagi ada hal-hal seperti itu.

Para guru dan pegawai administrasi terdengar mengaminkan apa yang disampaikan Jamel itu. *** (bersambung)

Tinggalkan Balasan