Menumbuhkan Konsisten

Humaniora, Terbaru13 Dilihat

 

Sebagai seorang penulis, agar selalu berada dalam vibes menulis yang sehat dan berada dalam performa terbaiknya maka alangkah baiknya kita melakukan sesuatu yang baru, atau menantang diri kita untuk melakukan sesuatu.

Kebetulan sekali melalui pesan whatsapp, Om Jay, mentor kami di grup belajar menulis memberi kabar mengenai Lomba Blog PGRI – Menulis Setiap Hari di Blog. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Rasanya senang sekali mengetahuinya. Bukan hanya karena hadiahnya yang menarik, tetapi saya memang sedang membutuhkan tantangan seperti ini setelah sekian lama hiatus dari aktivitas blogging.

Meskipun dalam hati ketar-ketir, mengingat penyakit lama saya yang sering tidak konsisten dalam menulis dan moodyan. Tambahan lagi saat ini tugas saya bertambah. Saat ini saya sudah menjadi ibu dengan tiga anak yang sedang aktif-aktifnya. Dulu sebelum menikah rasanya punya banyak sekali waktu luang, kalau sekarang 24/7 saja rasanya masih kurang. Dan kalau mengingat masa-masa sebelum menikah, dengan banyak waktu luang yang terlewat begitu saja, ingin rasanya mengulangi kembali dan memenuhi waktu tersebut dengan banyak kegiatan yang berfaedah. Benar sekali ingat lima perkara sebelum lima perkara itu. “Ingat masa luangmu, sebelum datang masa sibukmu”. Oleh karena itu saat ini saya akan berusaha sekeras kepala mungkin untuk tidak mengulanginya. 

Tadinya meskipun tidak ada lomba blog PGRI, saya memang akan menantang diri saya untuk menulis selama 28 hari berturut-turut di Februari. Saya pikir itu yang paling challenging untuk saya saat ini. Karena saya ingin memeriksa kembali sejauh mana konsistensi saya dalam menulis.  

Dengan bergabung di grup belajar menulis, sebenarnya saya dan peserta lainnya sedang diuntungkan. Betapa tidak, banyak sekali mentor yang bisa dimintai ilmunya. Selain itu dengan bergabungnya digrup menulis ini kita berada dalam lingkungan yang suportif sekaligus kompetitif. Lingkungan yang memaksa kita untuk berusaha terus meningkatkan kapasitas diri agar terus-menerus belajar dan mempraktikkan bagaimana caranya menjadi seorang penulis yang piawai.

Karena menulis adalah sebuah keahlian, maka untuk sampai ditingkat mahir kita harus terus menerus melatihnya. Meski tentu saja dibutuhkan kesabaran dan keberanian dalam proesnya karena kita sedang berperang melawan rasa malas, bosan, dan fluktiatifnya motivasi menulis. Begitulah tidak ada cara lain untuk menumbuhkan konsisten dalam menulis, selain menulis itu sendiri. Menulis terus, menulis secara teratur, terus berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan bahkan sebuah kebutuhan. Layaknya makan, kita menjadi lapar menulis dan haus membaca.

Juara sejati adalah orang yang mampu mengalahkan diri sendiri ~ KH. A. Mustofa Bisri

 

 

 

Tinggalkan Balasan