Napak Tilas Peradaban Islam dari Cina Hingga Eropa di Hermitage

Islam, Wisata100 Dilihat

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi bila kita berwisata di St.Petersburg adalah Hermitage, Istana Musim Dingin Tsar yang sangat bersejarah dan sekarang menjadi salah satu museum terbesar di Rusia.

Hari masih pagi sekitar pukul 9 atau 10 ketika kami meninggalkan hotel dan mulai menjejakkan kaki di jantung kota St Petersburg yaitu Nevskyi Prospekt.  Tujuan utama pagi itu tentu saja Hermitage.

Lokasi museum ini juga sangat bersahabat hanya kurang dari 5 menit berjalan kaki dari hotel. Cukup menyeberangi Sungai Moyka saja.

Kami memasuki halaman yang bernama Palace Square dimana terdapat sebuah tugu obelisk menjulang tinggi. Tugu ini dinamakan Alexander Column . Alexsander sendiri merupakan Tsar Rusia yang memerintah ada 1801-1825 dan tugu ini dibangun untuk memperingati kemenangan Rusia atas Napoleon ada perang besar 1812 yang diabadikan dalam Noven Mahakarya Tolstoy, War and Peace.

Di lapangan yang luas ini saya terpaku sekaligus mengagumi megahnya ruang publik di kota-kota Rusia, baik warisan Tsara maupun warisan era Soviet. Dan hal ini yang rupanya ditiru juga oleh Bung Karno ketika membangun proyek  mercu suar seperti Monumen Nasional.

Namun yang membuat saya juga ikut kaget adalah ketika menuju ke Istana Musim Dingin yang sekarang menjadi Museum Hermitage. Baru sekitar  jam 10 pagi, ternyata antrean untuk membeli tiket masuk museum sudah mengular cukup panjang.

Setelah antre sekitar satu jam akhirnya kami bisa masuk ke dalam istana yang sudah menjadi museum ini. Keindahan interiornya memang sukar dilukiskan dengan kata-kata. Kemewahan dan kemegahan istana dengan dinding yang berlapis emas dan lantai pualam yang berbeda-beda dan tiap ruangan. Bahkan langit-langit istana juga banyak berhiasankan lukisan-lukisan yang indah.

Di dalam museum ini kita juga bisa menyaksikan penggalan sejarah Revolusi Oktober yang menandakan runtuhnya Dinasti Romanov dan kemudian mengantar Rusia menjadi  negara komunis pertama di dunia, yaitu Uni Soviet.

Selain itu kita juga dapat menyaksikan banyak karya seni dan lukisan yang dipamerkan di dalam museum ini.

Kami hanya menjelajah sesuka hati dengan melihat buku leaflet tanpa menggunakan pemandu. Salah satu yang menarik adalah patung karya Michael Angelo yang disebut ‘The Crouching Boy”,  Keunikan patung yang terbuat dari marmer ini adalah dia belum selesai seluruhnya.

Masih banyak lagi karya seni seperti Lukisan Raphael yang berjudul Conestabile Madonna atau Madonna and Child yang merupakan lukisan seorang perempuan yang disebut Madonna sedang menggendong bayi sambil membaca buku.

Selain itu yang merupakan benda dan yang juga mengesankan adalah sebuah jam mekanik dari emas berbentuk Burung Merak. Jam ini  juga sangat istimewa karena dibuat di London dan memiliki mekanisme hewan berbentuk ayam jantan yang masih muda dan burung hantu.

Rasanya tidak percuma antre cukup lama karena di museum ini terdapat Ruangan Leonardo Da Vinci. Daiman kita  bisa menyaksikan bukan cuma satu melainkan dua  lukisan yang berjudul Madonna Litta dan Benois Madonna. Tidak kalah terkenal dengan Monalisa yang ada di Paris loh.

Kami terus berjalan di dalam museum yang luas dan menyusuri lantai demi lantai. Akhirnya di suatu ruangan yang bernama Nicholas Hall terdapat sebuah Pameran yang berjudul  Wo Dvortsah y B Shatrah yang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Inggris menjadi In Palaces and in Tents dengan tema Islamskyi Mir ot Kitai da Europi atau Peradaban Islam dari Tiongkok ke Eropa.

Dalam pameran ini kita dapat melihat hubungan yang sangat erat dan sejarah seni dan budaya Islam baik di Timur Tengah maupun kemudian berkembang dari Tiongkok sampai ke  Eropa .

Yang menjadi primadona dalam pameran ini adalah sebuah tenda dari Bukhara, Uzbekistan. Tenda ini bahkan dapat dikatakan merupakan sebuah istana portabel yang lengkap terdiri dari berbagai ruangan, dan lorong-lorong yang lengkap.

Menyaksikan pameran ini, kita bagaikan menapaktilasi perkembangan seni, budaya dan juga politik Islam yang membentang jauh dari Barat hingga Timur.

Menjelajah dan menikmati benda-benda seni yang dipamerkan di dalam museum ini membuat kita sampai lupa akan waktu. Tidak terasa sudah lebih 4 atau 5 jam berada di dalam museum dan tiba lah waktu nya untuk berkelana ke tempat-tempat lain di kota St Petesrburg ini.

Tinggalkan Balasan