Sejak hari itu, ia berpikir keras tentang lomba 5K tersebut. Ini tugas barunya, tantangan baginya untuk membuktikan bahwa kelasnya memang yang terbaik. Inilah pula yang akan ia gunakan untuk memotivasi teman-temannya agar jauh lebih baik dari sebelumnya.
Nisa pun mulai menyusun jadwal program kerja bersama teman-temannya. Mereka membagi tugas dan menentukan target hasil pencapaian kinerja pada tiap harinya. Teman-teman Nisa selalu terkesan dengan ide-ide cemerlang Nisa yang tampaknya akan memudahkan segalanya.. Nisa memang siswa yang cerdas dan bertanggung jawab.
Hari-demi hari mereka lalui dengan gembira di sekolah. Meski jam pelajaran telah selesai, mereka masih berkumpul untuk mengerjakan berbagai hal, mulai dari kelengkapan administrasi kelas, kebersihan, kerapian kelas, kenyamanan, dan termasuk peningkatan kedisiplinan siswa.
“Eh, teman-teman, kalian tahu siapa tim penilai kedisiplinan kita?” Tanya Laili penuh rahasia.
“Emh…. mungkin guru BK atau bagian kesiswaan?” Tebak Nisa.
“Ah, Nisa memang selalu cerdas. Benar sekali. Mereka yang akan menilai kita melalui catatan kedisiplinan kita selama ini dan informasi dari berbagai guru bidang studi dan wali kelas.” Jelas Laili.
“Berarti penilaian kedisiplinan kelas kita nantinya akan bergantung pada bagaimana adat dan kebiasaan sebagian besar siswa di kelas kita. Jika mulai hari ini kita mau berlatih untuk mendisiplinkan diri dalam berbagai hal, tentu hal ini akan banyak mengubah pandangan mereka tentang para siswa di kelas kita. Insyaallah kelas kita pasti menang,” Jelas Nisa.
“Lalu caranya bagaimana, Nisa?” Tanya Laili.
“Caranya, pertama dengan disiplin waktu, alias tidak datang terlambat. Kedua, disiplin tugas atau kewajiban, alias segera menyelesaikan suatu kewajiban dengan baik dan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Ketiga, disiplin dalam beribadah. Ini penting, agar siswa di kelas kita tidak ada yang kepergok masih malas-malasan di kelas saat waktu sholat Duha atau Dhuhur tiba. Juga agar segala keinginan kita juga segera dikabulkan oleh Allah. Insyaallah, jika ketiga kiat tersebut benar-benar kita terapkan dalam kehidupan kita. Kita akan sukses dunia akhirat. Jika banyak dari kita yang mengamalkan hal tersebut, maka kelas kita insyaallah akan jadi juaranya.” Jelas Nisa ceria.
Laili dan beberapa temannya terpukau mendengar wawasan Nisa yang begitu luas tentang nilai-nilai kedisiplinan.
“Ya… Ukhti. Insyaallah…” Jawab mereka kompak.
Satu minggu berlalu sejak awal persiapan mereka untuk lomba. Nisa bersyukur, banyak perubahan yang terjadi di kelasnya. Kelasnya menjadi lebih nyaman untuk belajar. Namun yang lebih menggembirakan, sekarang Nisa bukan lagi satu-satunya siswa yang datang pagi ke sekolahnya. Bahkan, pagi ini, ketika Nisa sampai ke ruang kelasnya, beberapa temannya sudah datang dan mulai membersihkan kelas. Nisa tersenyum bahagia.
“Alhamdulillah… Selamat pagi teman-teman?” Sapanya.
“Pagi Nisa. Tumben kesiangan?” Ledek Laili.
“Ah, justru kalian yang telah datang lebih pagi dariku hari ini. Alhamdulillah, luar biasa.” Puji Nisa.
Bell masuk pun berdering. Para siswa segera masuk ke dalam ruangan dan dengan tertib telah menempati tempat duduk masing-masing ketika Bu Sri memasuki ruangan. Seperti biasa, Bu Sri selalu menyapa anak-anak dengan ceria.
“Perubahan besar yang ibu lihat di kelas ini. Baik tempatnya maupun penghuninya. Beberapa guru membicarakan tentang perubahan sikap kalian yang semakin tertib dan disiplin. Semoga ini pertanda baik, dan tidak segera usai setelah penilaian lomba. Selamat anak-anak, semoga upaya keras kita membuahkan hasil yang membanggakan.” Ungkap Bu Sri yang lantas disambut dengan aplause anak-anak. (Bersambung)