Durasi Cinta (4)

Terbaru25 Dilihat

Aku memandang jauh kehamparan samudra di depanku, sudah lebih dua jam aku memandangnya. Pikiranku bercelaru, aku tidak berharap dengan semua yang diucapkan Bang Farhan, ketika aku siap untuk berpisah mengapa Bang Farhan baru menyatakan isi hatinya, aku terlanjut terluka. Tidak hanya setetes dari sudah ribuan air keluar dari mataku, mengapa nasib mempermainkanku, ketika aku rela melepaskannya ada tali kasih yang menjeratku, tali kasih yang terlambat di tambatkan Bang Farhan untuku. Netraku sudah sembab, tidak aku pedulikan beribu netra yang sedari tadi melihatku. Pantai di hari minggu ramai, tapi aku merasa sendiri dan terasing.

“Mir.” Sentuhan di pucuk kepalaku membuat aku mengangkat kepala.

Posisiku yang duduk dengan kakiku tekuk membuatku dengan mudah menyembunyikan wajahku di sana. Aku mengangkat kepala menatap wajah Bang Farhan.

“Maafkan Abang Mir, Mira boleh minta apapun dari Abang tapi tidak dengan talak.” Ucap Bang Farhan.

Aku meletakkan kepalaku di lututku, menutup wajahku dari pandangan Bang Farhan.

“Mira, berikan Abang kesempatan, berikan Abang kemaafan, biarkan Abang mengobati luka yang terlanjur abang buat. Abang mohon Mir.” Aku masih menundukkan wajahku

Tidak ada rasa bahagia, kata yang sepertinya  pernah aku harapankan tak menyisakan rasa lagi, setelah diucapkan. Sudah terlalu terlambat, batinku.

***

Aku memandangnya, ternyata butuh waktu lama Bang Farhan menyadari keberadaanku. Dan akhirnya kami mencobanya lagi dari awal. Sudah lebih setahun sejak kejadian itu tapi aku hanya memberikan kesempatan kepada Bang Farhan, tapi tidak memberikan kesempatan pada hatiku. Sejenak aku berfikir jika aku memberikan kesempatan kepadanya, maka aku akan merasa lega tapi ternyata tidak. Senymumku tak pernah lagi mengandung bahagia, hanya sebatas kewajiban.

Aku melangkahkan kaki mendekati box baby yang tak jauh dari tempat tidur kami, bayi mungil tampan seiras bak bang Farhan kecil saja, semua milik Bang Farhan tidak ada sedikitpun sumbangan wajahku pada bayi kecil milik kami. Hanya dia yang membuatku bertahan, entah sampai kami durasi cintaku tetap bertahan. Berjalan menuju kamar mandi, berharap sepertiga malam menjawab semua doaku, berharap yang terbaik dalam jalan rumah tanggaku.***

 

 

Tinggalkan Balasan