Cerbung ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda.
EMPAT PULUH EMPAT
Malam itu seperti biasa aku pulang dari Kampus sekitar pukul 7 malam. Aku berharap ada e-mail dari Aini. Biasanya setiap hari Jumat atau Sabtu Aini berkirm email padaku.
Ternyata alhamdulillah di depan layar monitor ponsel pintar itu ada notifikasi e-mail. Aku dengan asyiknya membaca kata demi kata dari e-mail Aini.
Aini menulis dalam e-mailnya :
Han! Kesibukkan kuliahku semakin padat. Minggu depan sudah ujian tengah semester. Maka aku harus mempersiapkan sebaik mungkin agar nilai-nilaiku cukup bagus.
Seperti biasa aku selalu berharap kau mau berdoa untukku. Oh ya dua hari yang lalu aku terima email dari Erika. Dia bercerita padaku dua bulan yang lalu Erika dikaruniai Allah bayi perempuan yang cantik.
Aku juga bercerita padanya bahwa kau sekarang sudah jadi dosen. Kemudian Erika senang sekali mendengar tentang beritamu. Juga pernah menanyakan padaku apakah Han sudah punya kekasih.
Untuk pertanyaan yang satu ini aku tak berhak untuk menjawabnya maka sambil bergurau kukatakan kepada Erika ”Tanya aja langsung sama orangnya!”
Di setiap emailnya Erika selalu memberi kesan padaku bahwa nampaknya dia tidak merasakan kebahagiaan bersama suaminya.
Dia mengakui suaminya sangat mencintainya, sabar penuh pengertian bahkan sangat memanjakannya. Tapi cinta tidak bisa dipaksakan, kata Erika padaku.
Sekarang ini setelah bayi cantik itu lahir dari rahimnya, Erika bertekad untuk mulai belajar mencintai suaminya. Dia harus berani menghadapi kenyataan.
Hidup ini adalah masa depan bukan masa lalu, itu kata Erika yang memang tidak bisa melupakanmu. Namun sekarang dia harus belajar mencintai suaminya tanpa harus melupakanmu. Begitu dia menulis email itu padaku.
Sengaja aku bercerita tentang Erika ini padamu Han agar kamu juga bisa bersikap seperti Erika. Hidup ini adalah masa depan bukan masa lalu.
Oh Tuhan Alhamdulillah Engkau telah memberi jalan. Aku sudah membaca emailnya Aini. Hanya orang yang bodoh yang tidak mampu mengartikan email itu.
Coba simak apa kata Aini dengan meminjam kata-kata Erika. “Hidup ini adalah masa depan bukan masa lalu.”
BACA dari Episode 1 : Han! Aku Cinta Padamu (1).
Ilustrasi Foto by Pixabay.
Teman-teman bagi penggemar novel atau cerbung sila baca novel di bawah ini, klik saja tautannya.
Mantap
Terimakasih Dr Wijaya.