Ragam Manusia | Menggantang Asap

Humaniora, YPTD0 Dilihat

MENGGANTANG ASAP

Satu tindak melangkah kedepan, namun tiga langkah mundur kebelakang. Hidup bagai menggantang asap mengukir Langit. Apa yang ingin digapai terlalu jauh, yang dekat didepan Mata dilakukan dengan penuh kesia-siaan.

Hidup realistis, mengerjakan yang Hari ini semaksimal mungkin, yang akan datang cuma sebatas angan-angan. Yang akan datang bukanlah sebuah kepastian. Biarlah itu menjadi hak yang Maha Kuasa. Karena Dialah Yang Maha Mengetahui apa yang akan terjadi diwaktu yang Akan datang.

Yang lalu tidak perlu dijadikan beban, hari ini adalah kepastian dan kenyataan. Hadapi apa yang terjadi Hari ini, yang sudah terjadi jangan dijadikan penyesalan, karena penyesalan selalu datang belakangan.

Setiap langkah selalu menuju kedepan, anginpun berhembus selalu kearah depan. Satu tindak melangkah kedepan itulah harapan. Melangkah mundur kebelakang, tidak selalu menjadi strategi untuk mengambil ancang-ancang melangkah yang lebih besar.

Sekali langkah terayun, pantang untuk surut kebelakang. Sekali mendayung Dua tiga Pulau terlampaui. Begitulah motivasi peribahasa para pendahulu Kita untuk membangkitkan semangat juang dalam mengarungi kehidupan.

Hidup tidak bisa cuma menggantang asap mengukir Langit. Karena hidup itu seperti meniti buih. Pandai menarik benang dalam tepung, maka tepung tidak ada yang tumpah. Begitulah sejatinya hidup, harus disikapi dengan bijak, Tak mudah lekang oleh panas, kuat meski dihempas oleh Ombak.

Tidak selalu tua usia pertanda puas menghadapi asam garam kehidupan. Namun berbeda dengan orang-orang yang banyak ditempa oleh kepahitan hidup. Tidak ada Juga adanya Jaminan dimasa tua menikmati manis kehidupan. Susah dan senang adalah realitas hidup yang pasti dihadapi, dan tidak ada yang bisa hindari.

Tinggalkan Balasan