Jambore Daerah telah berakhir setelah 5 hari pelaksanaan, dengan kurang lebih 3 bulan persiapan. Setelah meninggalkan Bumi Perkemahan Karang Mulya Bekasi, secara sah kontingen kami pun dibubarkan. Pada saat itu, saya kira Jambore Daerah tahun 2005 ini adalah capaian tertinggi yang bisa saya raih, ternyata Jambore Nasional sudah menunggu di depan mata.
Pengalaman Jambore Daerah amatlah berkesan bagi saya. Mulai dari berbagai kegiatan peningkatan diri yang menyenangkan, peningkatan skill pramuka yang menantang, dan berbagai teman baru dari berbagai daerah lain. Hal lain yang menjadi pelajaran amat bermakana adalah bagaimana menghadapai situasi yang membuat tidak nyaman, seperti teman satu pasukan yang kurang akrab, sampai pengalaman tidur dalam posisi jongkok karena tenda yang bocor.
Berbagai pengalaman ini saya ambil sisi positif sebagai bagian dari pelajaran menghadapi kehidupan, dan ya, berbagai hikmah itu memang baru terasa setelah dewasa kelak. Bagaimana menghadapi berbagai karakter yang berbeda di lingkungan kita, bagaimana kita tetap bersikap dewasa dan tenang dalam berbagai keadaan, dan satu lagi yang paling penting adalah TIDAK BOLEH MANJA.
Jambore Nasional, Kesempatan Untuk Memperbaiki
Mungkin sekitar pertengahan November saya mendapatkan info kalau Kwartir Cabang mengadakan seleksi kembali untuk mengirimkan kontingen ke perhelatan terbesar se-Indonesia, Jambore Nasional. Saya tertarik untuk kembali mengikuti ajang pertemuan besar para penggalang ini, tentu kali ini dengan tantangan yang lebih besar.
Kwartir Nasional menyelenggarakan Jambore Nasional 5 tahun sekali dengan di ikuti oleh kontingen perwakilan Kwartir Cabang seluruh Indonesia. Sebenarnya, saya tidak mematok target muluk-muluk, hanya sekedar menjadi peserta yang tidak lagi manja dan tidak memalukan kontingen.
Beruntungnya, peserta seleksi Jambore Nasional ini sebagian besar diambil dari peserta Jambore Daerah, sehingga secara otomatis saya terpanggil oleh Kwartir Cabang. Meskipun demikian, ternyata banyak yang memilih untuk mengundurkan diri, saya tidak paham alasan kenapa memilih mengabaikan kesempatan sebesar ini. Alhasil, banyak teman baru dalam satu kontingen kali ini, dan kali ini saya merasa nyaman.
Dengan situasi yang kurang lebih sudah saya kenal, teman-teman baru yang menyenangkan, para pelatih dan dengan pembina yang sudah jauh lebih akrab saya lebih siap untuk menghadapi Jambore Nasional. Meski ternyata, faktanya keterlibatan saya di Jambore Nasional ini jauh melebihi ekspektasi.
<<Bersambung>>
Guru Informatika SMP IT Baitul Ilmi
1 komentar