KABUT DALAM BADAI 5 Tung Widut “Beb, aku butuh orang yang bisa aku ajak bicara,” katanya kepada Indu. “Kamu selalu selalu bilang sibuk,” lanjutnya. Selanjutnya, bila Indu berlasan untuk menghidar Selengkapnya
Penulis: Widut
KABUT DALAM BADAI 4
KABUT DALAM BADAI 4 Tung Widut Tiba-tiba Arera menelpon. Indu membiarkan saja hp-nya yang berbunyi berkali-kali. “Terima! Siapa tahu sangat penting,” kata Marsudi sahabatnya. “ Malas ah,” jawan Indu. Selengkapnya
KABUT DALAM BADAI 3
KABUT DALAM BADAI 3 Tung Widut “Mas aku hanya jalan-jalan saja. Jangan nuduh macem-macem. Saksinya Wena anak kita. Dia lo sering ku ajak,” kata Risa sewaktu diperingatkan Selengkapnya
KABUT DALAM BADAI 2
KABUT DALAM BADAI 2 Tung Widut Rumah Arera sendiri cukup jauh. Memerlukan waktu satu jam perjalanan. Waktu satu jam itulah mereka saling berkenalan. Mulai saling menanyakan nama, Selengkapnya
KABUT DALAM BADAI 1
KABUT DALAM BADAI 1 Tung Widut “Tok tok tok tok tok tok tok. Pak Indu buka pintunya,”suara yang terdengar. Suara ketukan pintu Selengkapnya
RASA LEBIH DARI KATA 3
RASA LEBIH DARI KATA 3 Tung Widut “Mas. Coba mas berfikir positif. Belum tentu istri dan anak-anak mas mempunyai tujuan seperti itu. Semua kebutuhan mas di siapkan. Mereka Selengkapnya
RASA LEBIH DARI KATA 2
RASA LEBIH DARI KATA 2 Tung Widut Zuria berdiri. Dia sekaramg persis di samping laki-laki itu. Dia ikut menikmati pemandangan. Tak banyak pembicaraan mereka. Keduanya kini diam menghadap ke belakang Selengkapnya
RASA LEBIH DARI KATA 1
RASA LEBIH DARI KATA 1 Tung Widut “Sudah. Sudah sampai,” suara Zuria sambil duduk di sebuah cafe. Cafe itu yang menjadi kenangan bersama kekasihnya. Kekasih saat dia masih menjadi Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 24
SERPIHAN CERMIN RETAK 24 Tung Widut Tak hanya serangkaian kata sepanjang itu. Tapi ada juga wejangan ala jawa dan tutunan akidah yang di sampaikan. Haji Muawar meyakinkan kepada Yuandra kalau Selengkapnya
SERPIHAN CERMIN RETAK 23
SERPIHAN CERMIN RETAK 23 Tung Widut “Saya mohon ijin untuk mencitai Yuandra. Menjadikan dia istriku,”lanjunya. Yuandra benar-benar terperanjat mendengarkan. Dia sangat gemetar. Apalagi melihat wajah tante Lindri yang kelihatan masih Selengkapnya
- Sebelumnya
- 1
- …
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- …
- 91
- Berikutnya
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.