Pengakuan Jujur Shin Tae-yong Bukan Pesulap

Olahraga0 Dilihat

Shin Tae yong, pelatih Timnas Indonesia (Foto Aseanfootball).

Sungguh mengharukan dengan pengakuan jujur Shin Tae yong, ketika skuad Garuda dikalahkan Thailand 4 gol tanpa balas. Pelatih asal Korea Selatan ini mengakui bahwa Thailand memiliki kualitas lebih baik dari skuad Garuda asuhannya.

Shin Tae yong juga pernah mengatakan bahwa dirinya bukan pesulap yang bisa membawa Indonesia juara dengan cara instan.

Harus dilakukan pembinaan yang terprogram dan target terukur disertai tekad kuat semua elemen, untuk Indonesia menjadi juara.

Namun sebelum membaca artikel ini lebih lanjut mari kita simak peta kekuatan sepak bola di Asia Tenggara, dimana Vietnam dan Thailand menjadi yang terdepan di antara negara-negara di kawasan ini. Sila baca :

BACA ARTIKEL PILIHAN : Inilah “Jalan Akhir” Shin Tae-yong bersama Timnas Garuda di Final Piala AFF 2021 

Sepanjang sejarah Piala AFF yang dulu pernah juga disebut sebagai Piala Tiger, Indonesia berhasil lolos ke babak final pada edisi tahun 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016. Lima kali sebagai finalis merupakan prestasi tersendiri.

Hanya saja semua laga final itu harus berakhir dengan runner up sehingga Timnas Garuda mendapat julukan spesialis runner up, spesialis juara kedua.

Tekad Shin Tae yong sebenarnya tahun ini ingin memberikan gelar untuk pertama kalinya setelah Timnas Indonesia meraih 5 kali sebagai finalis namun gagal juara.

Tekad itu ternyata harus kembali tertunda setelah dalam laga leg pertama babak final Piala AFF 2020 (2021), Indonesia dibobol dengan 4 gol tanpa balas oleh Tim Gajah Perang, Thailand.

Sebelum laga ini berlangsung, sudah banyak yang memprediksi Thailand sebagai tim yang memiliki kualitas untuk menundukkan Indonesia yang tampil sebagian besar dengan para pemain  muda.

Final pada ajang AFF tahun ini yang dihadapi Timnas Indonesia adalah tim yang memiliki organisasi permainan yang tertata dengan baik. Kerja sama tim juga sangat baik.

Laga itu bukan laga yang mudah dan terbukti faktanya di lapangan, skuad Garuda kedodoran dalam menerapkan taktik dari pelatih.

Menghdapi Thailand dibutuhkan tingkat kecerdasan tinggi dari sosok pelatih maupun para pemain yang langsung menerapkan taktik di lapangan.

Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Shin Tae yong mengevaluasi penampilan Timnas Indonesia serta juga mencoba mencari penyebab hal yang membuat skuad Garuda harus kebobolan banyak gol.

“Kami akui Thailand memang sempurna dan kami banyak kekuarangan. Saya mengakui kekalahan ini dan akan persiapkan untuk pertandingan selanjutnya,” kata Shin Tae yong seperti dilansir Aseanfoorball.org (29/12/21).

Menurutnya faktor jatuhnya mental skuad muda asuhannya adalah gol cepat Thiland pada menit ke-2. Gol yang sangat mengejutkan.

Saat laga baru dua menit itu, Messi nya Thailand, Chanathip Songkrasin berhasil menjebol gawang Nadeo dari dalam kotak penalti.

Dalam skuad miliknya, Shin Tae yong bisa memaklumi bahwa beberapa pemain mudanya masih belum mampu menerima tekanan dalam menghadapi laga final ini.

Wajar mereka mengalami kegugupan dan serba salah menghadapi permainan menekan dari para pemain  Thailand yang lebih berpengalaman.

Itulah sebabnya beberapa peluang yang mereka ciptakan gagal menjadi gol. Pada babak pertama ada dua peluang emas yang seharunya menjadi gol.

Pertama adalah sebuah peluang dimana tembakan Asanawi Mangkualam dengan kaki kirinya melambung. Bola berasal dari kerja sama satu dua dengan Witan.

Peluang kedua, menerima umpan dari Witan Sulaeman dari sisi kiri, Alfeandra Dewangga gagal mengeksekusi tembakan yang berhadapan langsung dengan kiper Thailand.

Pada babak kedua paling tidak satu peluang emas harusnya menjadi gol ketika Irfan Jaya tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Thailand. Namun tembakan Irfan Jaya bisa dimentahkan dengan reflek kaki kiper Thailand.

Jika dua peluang-peluang emas itu menjadi gol, maka situasi pertandingan akan menjadi berbeda. Kendatipun sepanjang babak pertama itu, Indonesia masih mampu mempertahankan gawangnya dari ancaman gol Thailand lebih banyak.

Namun disayangkan pada babak kedua tiga gol dicetak tim Gajah Perang untuk melengkapi kemenangan 4 gol mereka. Kebobolan banyak gol membuat Shin Tae yong merasa terkejut.

Memang benar bahwa prestasi tidak diraih hanya dengan pembinaan satu dua tahun saja. Itu pemikiran konyol jika mau juara hanya dengan pembinaan instan.

Jika nanti Indonesia gagal juara Piala AFF memang hal itu adalah realitanya. Pembangunan performa untuk menjadi tim yang tangguh butuh waktu. Tidak bisa dilakukan secara instan.

Sangat kontra produktif bagi mereka yang selalu membenarkan cara-cara pemikiran instan yang konyol itu. Prestasi tidak bisa dicapai dengan cara instan.

Semoga saja Pengurus PSSI tetap sadar bahwa pembinaan harus tetap berlangsung dengan terencana dan target yang terukur.

Bravo Merah Putih @hensa.

Tinggalkan Balasan