CerBung : Han! Aku Cinta Padamu (7)

Cerpen, Fiksiana223 Dilihat

Cerpen Bersambung (CerBung) ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda. 

BACA JUGA : Han! Aku Cinta Padamu (1).  

TUJUH

“Kamu harus tabah Han. Allah tidak membebani di luar kemampuan kita. Semua yang terjadi pasti sudah melalui campur Tangan Tuhan. Sudah pasti selalu ada hikmahnya!“

Bagiku Bogor adalah sebuah Kota yang penuh dengan cerita. Bukan saja cerita tentang air langit yang intens menyambaninya sebagai Kota Hujan, namun juga cerita tentang kemarau panjang dari sebuah hati yang sangat mendambakan setetes hujan.

Tahun 1981 sebentar lagi berakhir. Saat ini sudah bulan November hanya tinggal menginjak bulan Desember untuk segera berganti tahun. Sepanjang tahun ini begitu banyak peristiwa yang harus aku jalani bersama Erika Amelia Mawardini.

“Han! Gua yakin ini cuma cobaan. Tidak perlu berkecil hati, kamu pasti bisa mengatasinya!” Suara Alan Erlangga memecah keheningan di Perpustakaan Fakultas MIPA yang ruangannya luas itu namum hanya segelintir mahasiswa yang rajin hadir. Sementara di luar, hujan masih deras mengguyur Bogor.

Alan Erlangga adalah sahabat setiaku, sosok pemuda ganteng dengan tubuh tinggi. Aku akrab dengannya sejak awal semester tiga pada 3 tahun yang lalu. Hingga semester delapan ini Alan masih setia bersahabat. Kebetulan pula dalam dua tahun terakhir, Alan bersamaku menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar, Organik, Analitik dan Instrumen.

“Thanks sobat. Masalahnya adalah Erika tidak mencintai Pria yang menjadi tunangannya dan bodohnya aku tidak bisa berbuat apa-apa, “kataku penuh rasa gundah.

“Sejak pertunangan itu, kapan terakhir kamu ketemu Erika?” Tanya Alan.

“Dua hari lalu, usai praktikum Kimia Makanan. Erika seprti orang bisu padahal aku sudah mengajaknya bicara. Bikin kesal saja!” Suaraku agak penuh emosi.

“Kau harus berbesar hati Hen. Gadis seperti Erika adalah seorang anak yang patuh kepada orang tua. Jadi ini bukan bentuk penghianatan dia kepadamu!” Terdengar suara Alan kembali mengingatkanku.

“Ya aku juga yakin Erika masih mencintaiku!” Kataku menjelaskan kepada Alan bahwa sejak aku jadian pada akhir SMA itu hingga saat kuliah ini tidak pernah ada masalah apapun. Sampai akhirnya harus berakhir dengan peristiwa pertunangan Erika dengan Pria pilihan orang tuanya.

Percakapan singkat dengan Alan tidak berhasil menghilangkan rasa gundahku. Aku meninggalkan Alan di perpustakaan itu lalu turun melalui tangga menuju lantai satu.

“Han!” Aini Mardiyah memanggilku ketika aku sudah sampai di depan ruang Senat. Aku menoleh ke arah suara merdu seorang gadis. Aini Mardiyah berjalan ke arahku sambil menebarkan senyumnya yang ramah.

“Sore nanti praktikum Kimia Analitik jangan lupa!” Kata Aini.

BERSAMBUNG BAB 8.

@hensa.

Ilustrasi Foto by Pixabay. 

BACA JUGA Kisah Cinta Jomlo Pesantren. 

Tinggalkan Balasan

1 komentar