Seribu Rasa (Finish)

Terbaru71 Dilihat

“Maaf untuk yang kemaren itu, wanita yang kemaren bersama Abang adalah istri Iwan. Abang ingin mengenalnya kepada Alia, tapi Alia sudah pergi dengan terburu – buru. Ibu Indah dan Bu Mega saja bingung dengan sikap Alia.” Jelas Bang Zikra

Sebenarnya abang mau menjelaskan tadi malam tapi melihat Alia menghindar, Abang tahu pasti Alia memikirkan yang tidak – tidak.

Rengekan si kecil menjeda pembicaraan kami, aku berdiri menghampiri box bayi memandang wajah malaikat yang menjadi penguat hidupku selama menjadi istri Ayahnya. Netra itu berbinar menatapku penuh cinta, aku meraihnya, mendekap dalam,  memberikan kehangatan di jiwaku.

“Anak Bunda sudah bangun.” Ucapku, memberikan ciuman di wajah yang memberikan aku kekuatan.

Menimangnya sebentar, akhirnya netra kecil itu tertidur kembali.

Langkah itu berhenti tepat dibelakangku, meriah aku dalam pelukkannya. Aku diam membeku, sudah hampri setahun aku menjadi istrinya, tapi baru sekali ini aku merasakan pelukannya. Kami bagaikan dua orang yang terperangkat dalam satu dunia yang membuat kami canggung, hanya kebersamaan yang kami paksakan untuk sebuah ikatan yang disebut pernikahan.

Helaan napas Bang Zikra tepat di kupingku, meletakkan dagunya dibahu. Seakan berhenti napasku dengan perlakuan Bang Zikra.

“Maafkan Abang yang selalu menjaga jarak, Abang berusaha menata hati Abang untuk Alia.” Jedanya sebelum meneruskan kata.

“sebelumya hanya karena kehendak orang tua kita menikah, sekarang Abang meminta Alia dari dalam lubuk hati Abang yang paling dalam. Alia Sahra binti Aidil Ahmand jadilah suri hidupku dan bersama menuju jannah jangan tinggalkan Abang.” Aku mendengar ketulusan dari ucapan Bang Zikra.

Aku tidak memungkiri fakta bahwa aku menyanyangi Bang Zikra, kebersamaan yang sudah hampir setahun membuatku merasakan getaran yang lain. Tapi melihat sikap Bang Zikra yang sulit ditebak membuatku merasa aku hanya bertepuk sebelah tangan.

Hanya butir bening serta anggukan kepala yang menjadi jawaban dari pertanyaan Bang Zikra kepadaku, ada sejuta rasa yang sulit aku ungkapankan, hanya doa dalam lubuk hati aku meminta kepada-Nya semoga aku bisa menjadi istri tempat lelah, suka dan duka Bang Zikra, serta samawa selamanya, amin.***

 

Tinggalkan Balasan