Soekarno Tonggak Perkembangan Seni Rupa Nusantara

Humaniora49 Dilihat
Penulis sedang berpose bersama Pengamat Seni Rupa Agus Dermawan T beberapa tahun lalu(dokpri)

 

Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno di kenal sebagai orator luar biasa sekaligus menjadi tonggak perkembangan seni rupa Nusantara. Bayangkan sudah berapa ratus koleksi lukisan dan karya Soekarno yang tersebar di istana presiden baik di Istana kepresidenan di Jakarta, Bogor, Puncak (Cibodas), Yogyakarta. Istana Tampak Siring Bali.

Kecintaan Soekarno pada karya seni banyak dibukukan dalam buku koleksi lukisan Soekarno. Saya pernah melihat dan membaca koleksi Soekarno ketika kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta yang sekarang diubah namanya menjadi Universitas Negeri Yogyakarta. Dan dari gambar- gambar tersebut juga pernah saya saksikan ketika melihat pameran di Galeri Nasional Indonesia.

Sejumlah lukisan dari Abdullah Sr, Basuki Abdullah, Affandi, S. Sudjojono, Dullah, Lee Man Fong, Anak Agung Gede Sobrat, Walter Spies, Hendra Gunawan,  Lim Wasim, Shinsui Ito. Taikan Yokoyama, Kiyokata Kaburagi, Le Mayeur, Antonio Blanco. Dan masih banyak koleksi lukisan Soekarno yang banyak sekali.

Beberapa Koleksi katalog pameran yang penulis kunjungi diantaranya pameran koleksi Soekarno Di Galeri Nasional Indonesia(dokpri)

Kecintaan Soekarno pada seni rupa dan khususnya seni lukis sangat luar biasa. Selain sering menyelenggarakan pameran Soekarno sendiri sering melukis, terutama karya karya seni lukis cat air. Soekarno mempunyai andil besar terhadap desain Monas ( monumen nasional ). Ia yang mendisain dasar Monas dan dibantu para seniman dan arsitektur untuk mewujudkannya.

Sebagai pecinta seni tidak diragukan lagi keakrabannya dengan sejumlah seniman. Tercatat banyak pelukis istana yang dekat dengannya diantaranya Dullah, Lim Wasim dan Lee Man Fong. Kecintaan Soekarno pada seni lukis berhubungan erat dengan dirinya yang kebetulan keturunan dari Bali. Ibunya Ida Ayu  Nyoman Rai, adalah keponakan Raja Singaraja. Ibunya wanita dari pulau Bali.

Dari dulu Bali adalah surga dan gudangnya para seniman lukis. Kesenian menyatu dengan ritual keagamaan. Intinya Bali adalah pulau seni. Di Bali semua seni dipersembahkan untuk Sang Hyang Widhi Wasa. Darah seni yang mengalir deras dalam diri Soekarno tersebut yang membuatnya sebagai pejuang, presiden pertama republik Indonesia  yang sangat menyukai seni.

Bagi Soekarno seni adalah “A thing  of beauty  Is joy forever”. Beliau menganggap bahwa  barang indah adalah kenikmatan kekal. Terbukti sampai sekarang lukisan – lukisan Soekarno yang sering dipamerkan adalah barang indah. Pada para penikmat seni dan kolektor menjadi sebuah kenikmatan kekal bisa menyaksikan karya seni dari masa ke masa.

Soekarno adalah tonggak seni rupa Nusantara. Pada zamannya seni rupa dan kesenian berkembang pesat, selain presiden beliau adalah kolektor, pecinta seni yang tahu bagaimana menghargai karya seni dari para pelukis. Sejumlah seniman mengakui luar biasanya Soekarno. Soekarno dalam beberapa referensi seni rupa terutama artikel dari pengamat seni rupa Agus Dermawan T  menganggap bahwa  seniman itu sama kedudukannya dengan  profesi lain , seperti dokter, pengusaha, insinyur, ahli hukum.

Koleksi lukisan dan patung Soekarno sampai tahun 1965 tercatat 2300 buah. Di perpustakaan dulu saya ingat ada beberapa jilid buku lukisan dan seni patung serta seni kria dengan kualitas luar biasa. Tidak heran jika banyak yang menganggap bahwa Soekarno disejajarkan dengan  Winston Churchill dan Presiden John F Kennedy dalam hal perhatiannya pada dunia seni. Namun Soekarno sendiri menganggap Soekarno adalah Soekarno bukan Hitler atau Churchill.

Benar Soekarno adalah Soekarno  selain orator unggul adalah kolektor seni lukis jempolan. Maka perkembangan seni rupa Nusantara selalu berkait erat dengan kiprah Soekarno di masa lalu. Tak hendak bicara politik yang centang perenang Soekarno mengawali sejarah nasional dengan menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi unggul dalam seni budaya.  Lihat saja dari sejarah bisa dibuktikan dengan hadirnya tonggak sejarah seni rupa seperti candi Borobudur, Prambanan, dan masih banyak peninggalan seni lain yang menjadi tolok ukur peradaban.

Soekarno sekali lagi adalah Bapak seni Rupa Nusantara di tangan Soekarno seni lukis , seni rupa menjadi sangat berharga, (Preciosa). Lepas dari centang perenang politik jatuh bangunnya orde lama, orde baru dan reformasi, sejarah mencatat Soekarno selain Proklamator adalah kolektor seni. Ia sekelas connoisseur.

Sebagai peminat seni rupa meskipun jauh bila dikaitkan dengan Soekarno saya merasa terpanggil, paling tidak akan sering menulis tentang perkembangan seni rupa menurut sudut pandang pengetahuan saya terhadap seni rupa yang terbatas. Maka saya belajar pada penulis seperti Agus Dermawan T, Sanento Yuliman, dan juga S Sudjojono yang membuka mata jiwa saya untuk menulis tentang seni rupa.

Semoga saja artikel saya bisa memberi sedikit apresiasi kepada para pembaca yang mungkin awam dengan perkembangan seni rupa, terutama Seni Rupa Nusantara. Ternyata Indonesia mempunyai potensi sumber daya manusia yang unggul dalam kesenian khususnya seni rupa. Banyak seniman yang bisa sejajar dengan seniman internasional semisal Raden Saleh, Affandi, Hendra Gunawan dan masih banyak sederet pelukis lainnya yang harga lukisannya wow sekali.

 

Jonggol, 11 September 2021

 

Referensi dari Buku Bukit Bukit Perhatian, Agus Dermawan T

Tinggalkan Balasan