Agama Dilapak Loak

Semasa kecil aku begitu kagum terhadap sosok K.H.Agus Salim, dengan segala performanya. Lantas aku Juga kagum terhadap isi kepala Buya Hamka, yang bukan cuma Agama isinya. Keduanya tokoh ini sangat merefleksikan seorang slim ulama, baik dari segi pengetahuan, juga akhlaknya.

Sekarang ketika agama aku temui dilapak loak, sama seperti halnya jubah-jubah murahan yang bisa dibeli siapa saja, dan dipakai siapa saja. Sehingga seketika setiap orang bisa terlihat seperti ulama, bisa mendadak menjadi Ulama. Sehingga sudah susah membedakan yang mana ulama sesungguhnya.

Murahkah Agama jadinya, ? Tidaklah. Tuhan tidak menciptakan produk murahan. Tapi produk Tuhan didagangkan dengan cara murahan, oleh orang-orang yang sudah dikuasai syahwat Kekuasaan, dan agama pun kehilangan marwahnya.

Mungkin suatu saat kita akan menemukan Agama tergolek dalam selokan. Agama sudah tidak dipakai lagi untuk memperbaiki Akhlak. Inilah sebagian besar tanda-tanda akhir jaman. Orang-orang menganggap Agama hanya sebagai mainan, bukanlah lagi keyakinan.

Dimimbar-mimbar orang-orang tidak lagi sungkan menista orang lain, meninggikan diri sendiri sebagai manusia yang Paling alim, dan paling benar, bahkan berani memberikan dispensasi surga pada orang lain, padahal dirinya sendiri belum tentu menjadi penghuni surga. Sementara menjaga lisanpun dia tidak mampu, tapi merasa sebagai seorang Empu.

Lagi-lagi aku bilang ini tanda-tanda akhir jaman, dimana manusia diperlihatkan wujud aslinya. Yang munafik diperlihatkan kemunafikannya, yang benar pun akhirnya akan diperlihatkan kebenarannya.

Yang pernah aku tahu, Rasullullah Shalallahualaihi Wasallam, sebagai umat yang di muliakan Allah Subhannahu Wa Ta’ala, pernah minta disipensasi pada Allah, agar pamannya Abu Thalib bisa masuk surga, Tapi Allah Subhannahu Wa Ta’ala tidak bisa memberikannya, hanya karena Abu Thalib tidak ingin bersyahadat.

Apakah kita lebih mulia dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam? Sehingga berani memberikan dispensasi surga, bahkan memberikan garansi surga? Tahukah bahwa masuk tidaknya seseorang kedalam surga itu adalah hak prerogatif Allah.

Begitulah kalau agama didapat dari lapak loak, sehingga syi’ar agama di khutbahkan tanpa pengetahuan, tanpa kajian yang cukup. Agama hanya dijadikan produk dagangan untuk meraih kekuasaan.

Tinggalkan Balasan