“Manusia dan Simbol-simbol”
Kadang kita begitu mengagumi Simbol-simbol, sampai lupa mengagumi yang seharusnya. Simbol-simbol itu begitu melekat dikepala, bahkan di Tuhan-kan melebihi Tuhan yang sangat Maha, tidak ada selain-Nya.
Kadang kita begitu takut pada Simbol-simbol, melebihi ketakutan kita kepada-Nya. Itu karena kita lebih mendahulukan nafsu daripada nalar dan logika. Sangat marah kalau dikatakan lebih me-Nuhan-kan Simbol-simbol daripada-Nya.
Kadang kita tidak sadar disesatkan oleh Simbol-simbol, meninggalkan akal untuk memaknai perwujudan apa yang seharusnya disembah.
Mendahulukan amarah untuk memahami sebuah kebenaran, sehingga hanya berputar dalam lingkaran setan kesesatan pikiran.
Tidak bisa beragama dengan menanggalkan akal, karena akan seperti memakai kacamata kuda.
Tuhan anugerahi akal bukanlah sia-sia, agar manusia mengenal-Nya dengan ilmu dan pengetahuan, beriman kepada-Nya dengan keyakinan dan pengetahuan, bukan cuma takut nerakanya.
Mengagumi Simbol-simbol, sama saja dengan mempersekutukan-Nya. Syeitan sangat suka bersembunyi pada Simbol-simbol, begitulah caranya menyesatkan manusia, mengalihkan pandangan manusia dari Tuhannya, memutarbalikan fakta menjadi fatamorgana.