Salah satu Peran Guru Dalam Mempersiapkan AKM adalah menyiapkan instrumen asesmen yang mendukung pada upaya pencapaian kompetensi literasi dan numerasi.
Oleh karena itu, pada bagian pertama ini, kita akan belajar mengenai cara membuat soal AKM Literasi.
Dalam uraian sebelumnya, literasi yang dibahas dalam AKM ini adalah literasi membaca, di mana literasi membaca merupakan suatu kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan bentuk – bentuk teks tertulis yang dibutuhkan oleh masyarakat dan/atau dihargai oleh individu.
Dengan adanya arus informasi yang pesat melalui berbagai media saat ini, kita dituntut untuk dapat lebih selektif dalam membaca dan menerima setiap informasi yang disajikan. Dan tentunya proses ini membutuhkan proses kognisi yang lebih tinggi, karena kita tidak cukup membaca informasi, melainkan harus mengolah informasi tersebut.
Oleh karena itu, melalui AKM literasi, diharapkan guru dapat membantu siswa untuk memperoleh kemahiran dalam literasi.
Desain pengembangan soal AKM literasi dapat dilihat berdasarkan konten, kognitif, dan konteks. Berikut penjelasannya :
Pengembangan Konten
Jika dilihat dari segi konten, aspek penting dalam pelaksanaan AKM literasi adalah pada ketersediaan teks atau bacaan sebagai stimulus. Stimulus harus dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran di abad 21, yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, kreativitas, inovasi, dan kolaborasi.
Konten teks dalam penyusunan soal AKM literasi dikelompokkan menjadi 2 yaitu teks fiksi / sastra dan teks informasi.
Teks fiksi / sastra bersifat imajinatif yang dibangun melalui unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik pada cerita. Contoh teks fiksi / sastra yaitu : cerita rakyat, cerpen, dongeng, legenda, dll.
Sedangkan teks informasi adalah teks yang ditulis berdasarkan data dan fakta, serta peristiwa yang benar – benar terjadi dalam kehidupan. Contohnya : rute perjalanan bus, jadwal kereta api, dosis obat, dll.
Khusus untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), distribusi konten teks ini sebesar 50% untuk teks fiksi dan 50% untuk teks informasi.
Level Kognitif / Proses Kognitif
Ada 3 level kognitif yang diujikan pada soal AKM literasi membaca yaitu :
- menemukan informasi (access and retrieve)
- memahami (interpret and integrate)
- mengevaluasi dan merefleksi (evaluate and reflect)
Pada level kognitif menemukan informasi, siswa diharapkan mampu menemukan informasi dari teks yang tersaji secara eksplisit. Sedangkan pada level kognitif memahami, siswa diharapkan sudah mampu mengolah informasi yang diterima dan menyimpulkan informasi implisit dalam atau antar teks. Selanjutnya, pada level kognitif mengevaluasi dan merefleksi, siswa diharapkan mampu merefleksi atau membuat sebuah gambaran atau opini yang dikaitkan dengan pengalamannya sendiri dan kehidupan sekitarnya.
Pengembangan Konteks
Prinsip penyusunan soal AKM adalah berpusat pada kebutuhan siswa saat ini, sehingga melalui soal AKM, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi individual dan sosialnya sekaligus memanfaatkan literasi ini dalam setiap pemecahan masalah sehari – hari.
Ada 3 konteks yang digunakan dalam pengembangan desain soal AKM literasi, yaitu :
- Konteks personal
- Sosial budaya
- Saintifik
Tujuan pengembangan soal AKM literasi pada konteks personal adalah agar siswa mempunyai kemampuan literasi membaca dalam membentuk karakter dengan menggali kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam kehidupan pribadinya.
Konteks sosial budaya merupakan gambaran pandangan masyarakar terkait kondisi sosial budaya.
Sedangkan konteks saintifik merupakan gambaran kemampuan literasi membaca yang digunakan untuk merefleksikan beragam informasi penting yang diperolehnya untuk berpartisipasi dalam lingkungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Distribusi soal AKM berdasarkan konteks, khusus untuk jenjang SD adalah : konteks personal 60%, sosial budaya 30%, dan saintifik 10%.
Cara Membuat Soal AKM Literasi
- Menyusun kisi – kisi AKM literasi, format kisi – kisi AKM dapat download DI SINI
- Membuat soal AKM literasi dalam beragam bentuk soal
- Membuat pedoman penskoran
Bentuk Soal AKM
Bentuk soal AKM sangat bervariasi, yaitu :
- Pilihan ganda, soal pilihan ganda menyediakan beberapa option jawaban namun untuk jawaban yang tepat, hanya boleh memilih satu. Jumlah pilihan untuk siswa kelas 1 – 3 SD adalah 3, yaitu: A, B, dan C. Sedangkan untuk siswa dari kelas 4 – 6 SD diberikan option sebanyak 4 buah, yaitu: A, B, C, dan D.
- Pilihan ganda kompleks, pada bentuk soal pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih beberapa pilihan jawaban yang benar,
- Menjodohkan, bentuk soal ini menyajikan 2 lajur yaitu lajur kiri untuk soal dan lajur kanan untuk jawaban. Sebaiknya lajur jawaban lebih banyak dibandingkan lajur soal.
- Isian atau Jawaban singkat, bentuk soal ini mempunyai kesamaan jawaban yaitu berupa kata, frasa, angka, atau simbol yang ditulis secara singkat. Letak perbedaan antara isian dan jawaban singkat adalah pada pokok soalnya. Isian ditulis dengan kalimat berita / pernyataan, sedangkan jawaban singkat ditulis dengan pokok soal berupa pertanyaan.
- Uraian, merupakan bentuk soal yang menuntut peserta didik untuk mengemukakan atau mengekspresikan gagasan dalam bentuk uraian tertulis.
Distribusi Soal AKM berdasarkan bentuk soal :
- Pada penyusunan soal AKM survey nasional: pilihan ganda 20%, PG kompleks 60%, menjodohkan 10%, isian singkat/ jawaban singkat 5%, uraian 5%
- Pada AKM Kelas (dilaksanakan oleh guru di kelas): pilihan ganda 20%, PG kompleks 40%, menjodohkan 10%, isian singkat/jawaban singkat 5%, uraian 25%
Pedoman Penskoran
Soal – soal AKM berbentuk obyektif dan non obyektif. Bentuk soal obyektif terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan isian/jawaban singkat. Sedangkan bentuk soal non obyektif seperti essay/uraian. Soal – soal obyektif dalam bentuk soal pilihan ganda dapat langsung diberi skor 1 atau 0.
Pilihan ganda kompleks, pemberian skor berdasarkan kompleksitas dari pernyataan dan jumlah pilihan jawaban.
Apabila jumlah pernyataan 3-5 dan pilihan jawaban 2 (benar-salah, yatidak, berubah –tidak berubah, atau lainnya), penskoran 1 atau 0. Artinya, diberi skor 1 bila semua jawaban benar, diberi skor 0 bila ada jawaban salah.
Apabila jumlah pernyataan lebih dari 5 dan pilihan jawaban lebih dari 2 (hewan-tumbuhanmikroorganisme, pagi-siang-malam, kota-kabupaten-kecamatan-desa, hijau-merahkuning-biru-oranye, atau lainnya), penskoran 2 1 0. Diberi skor 2 bila menjawab semua benar, diberi skor 1 bila salah 1 atau 2, diberi skor 0 bila salah lebih dari 2.
Sedangkan untuk soal – soal non obyektif perlu disesuaikan dengan rubrik penilaian. Skor penuh atau skor tertinggi diberikan pada jawaban yang memenuhi semua kriteria/kunci jawaban benar. Skor sebagian diberikan pada jawaban yang kurang memenuhi kriteria/kunci jawaban benar. Jawaban salah diberi skor 0, sedangkan tidak menjawab atau kosong diberi kode 9.
Contoh Soal AKM Literasi dapat DOWNLOAD DI SINI
Sumber : Desain Pengembangan Soal Asesmen Kompetensi Minimum 2020, Pusmenjar.
Catatan : Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog Februari 2021 (Artikel ke 20)
Nama : Theresia Sri Rahayu (Cikgu Tere)
Instansi : SDN Waihibur
NPA : 10260901048
1 komentar