Cerbung ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda.
TIGA PULUH DELAPAN
Aku masih terdiam tidak dapat berkata sepatah katapun. Sementara itu aku melihat Aini tampak tenang dengan wajah teduh ibarat telaga tenang yang sejuk.
Apakah ini saatnya aku mengutarakan cintaku yang selama ini aku pendam dalam-dalam. Inikah saatnya? Apakah aku punya keberanian mengucapkan cintaku?
Aku merasakan dia mencintaiku ya aku merasakan hal itu. Namun apakah benar dia mencintaiku? Ataukah itu hanya dugaanku, hanya perasaanku saja?
Oh Tuhan seharusnya aku tahu diri. Aku jadi ingat Firman Allah:”Bahwa perempuan baik-baik hanya untuk lelaki baik-baik. Aini adalah perempuan baik-baik tentu dia layak mendapatkan lelaki baik-baik.”
Lalu aku ini siapa? Lelaki baik-baik? Nanti dulu. Belajar agama saja baru akhir-akhir ini setelah Aini banyak membantuku. Sudahlah Han jangan mimpi dapat memperoleh cinta Aini.
Lagi pula Aini mana mungkin mau mencintai seorang sepertiku. Selain itu akupun dulu pernah menjadi kekasih Erika Amelia Mawardini, sahabatnya sendiri.
“Hen kenapa kamu melamun?” Suara Aini menyapaku lembut namun sudah membuat aku tersentak dari lamunanku.
“Oh tidak Aini. Aku sebenarnya juga merasa sedih setelah malam ini entah kapan kita ketemu lagi,” kataku pelan menggambarkan kepasrahan.
Ketidak berdayaanku bagaimanapun bisa membuat Aini hanyut dalam kepedihan itu. Sangat jelas terlihat ketika wajahnya sangat murung.
Kulihat Aini hanya tertunduk membisu dan kembali aku melihat setitik air mata meleleh dipipinya. Air mata itu semakin deras sampai ketika malam semakin larut dan aku harus berpamitan.
Tak ada kata-kata ketika aku bergegas pulang. Hanya tatapan mata Aini yang indah itu begitu penuh arti bagiku. Aku seperti mengenal tatapan mata seperti itu.
Tatapan mata yang seolah menunggu ungkapan perasaan hatiku kepadanya. Namun aku terbelenggu keraguan untuk mengungkapkan rasa cintaku.
Ya aku seperti mengenal tatapan mata seperti itu. Tatapan mata harapan. Kerinduan cinta dan kasih sayang. Benarkah? Dasar Bodohnya diriku.
Ilustrasi Foto by Pixabay.
Teman-teman bagi penggemar novel atau cerbung sila baca novel di bawah ini, klik saja tautannya.
BACA JUGA Kisah Cinta Jomlo Pesantren.
1 komentar