Awal Deritaku (part 10)

Cerpen, Fiksiana28 Dilihat

Azan magrib sudah berkumandang dengan malas aku bangun dari tempat tidur, semenjak pulang tadi aku hanya berdiam diri di kamar. Duduk di atas kasur tidak tahu apa yang aku fikirkan, fikiranku kacau dengan semua kejadian hari ini Indra, Ibunya, permintaan Ibuku semuanya membuat aku kacau. Mengambil wudhu, mengenakan mukenah, membaca niat aku pasrahkan semuanya kepada Illahi. Dalam doaku aku meminta petunjuk kepada Allah apa yang harus aku lakukan. Selesai sholat magrib aku mendengar langkah kaki menuju kamarku, pasti ibu yang datang, sudah menjadi kebiasan ibu mengajak aku makan malam setelah selesai sholat magrib. “ Cahaya, sudah selesai sholat magrib. “ aku mendengar suara ibu dari luar kamar, perlahan pintu kamar di buka ibu. Ibu berdiri di pintu kamarku, melihatku melipat mukena dan meletak pada tempatnya. “ Sudah bu, berjalan menuju Ibu, merangkul bahu ibu sambil berkata “ Ayo kita makan malam. Berjalan sambil bermanja – manja kepada Ibu, aku berkata. Mana si Azmi dan Azhar kenapa tidak mendengar suara mereka. Azmi dan Azhar ada janji dengan teman – temanya dari sore tadi mereka sudah keluar rumah kata Ibu.

Ibu memasak makanan kesukaanku, sambal udang tiga rasa dan cah kankung belacan tidak lupa dengan kerupuk ikan. Sambil makan, aku memperhatikan ibu. Aku tahu ibu ingin mengatakan sesuatu, tapi ibu menyimpannya kerana Ibu tidak mau termakan oleh kata – katanya sendiri selagi makan tidak baik bercakap – cakap. Selesai sudah aku dan Ibu menyantap makan malam kami, aku membersihkan meja makan dan membawa piring kotor kedapur dan mencucinya. Selasai urusanku di dapur aku menghampiri Ibu yang masih duduk di meja makan, aku tahu Ibu menanti aku selesai membereskan piring kotor yang habis kami pakai untuk makan malam bersama.

Aku mengambil kursi yang menghadap ke Ibu, duduk dihadapan ibu sambil berkata,” Ada yang ibu ingin sampaikan kepada Cahaya? Ibu memandang tersenyum kearahku sambil mengelengkan kepala, berdiri mengitari meja makan menuju kearahku memegang bahuku dan berkata “ Yuk kita nonton TV sudah lama kita tidak nonton TV bersama. Aku mengiyakan ajakan Ibu berdiri dan berjalan dengan memegang tangan Ibu kami menuju ruang TV. Ibu duduk di atas sofa aku mengambil tempat di bawah Ibu, duduk di antara kaki ibu sambil meletakkan kepalaku pada paha kanan ibu. Ibu menekan – nekan tombol siaran pada remote control TV mencari acara yang menarik tapi sudah hampir setengah jam Ibu belum juga menemukan acara yang akan kami tonton. Akhirnya aku mengambil remote contro dari tangan ibu sambil berkata “ Ibu sebenar tidak mau menontonkan? Kasian TV bingung dari tadi ibu hanya menukar siarannya”  Kataku sambil tertawa dan memalingkan wajahku untuk melihat muka Ibu. Ibu mengelus rambutku,memberikan kesan damai dihatiku. Dalam hati aku berkata Ibu aku akan memehuni permintaan Ibu akan jodoh secepatnya. Akhirnya kami menonto acara drama keluarga. Jika tontonan dramanya membuat adengan lucu, suara aku dan Ibu akan tertawa atau sebaliknya jika sedih maka aku akan berbicara, “ kasihan ya bu nasib mereka.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 aku pamit kepada Ibu “ Bu, Cahaya mau istirahat.” Ibu menganggukkan kepalanya sambil berkata “ Ya sudah istirahatlah, Ibu juga mau istirahat. Kami berjalan menuju kamar masing – masing sambil mengucapkan selamat istirahat. Sesampainya dikamar aku menghempaskan badan sambil berfikir, aku akan menerima tawaran Indra untuk menjadi pasangannya demi ibu Indra dan ibuku.(bersambung)

***

Tinggalkan Balasan