SERPIHAN CERMIN RETAK 22

Fiksiana46 Dilihat
karya Aji Najiullah
Gambar sampul antplogi cerpen SERPIHAN CERMIN RETAK

SERPIHAN CERMIN RETAK 22

Tung Widut

 

“Ma, jangan keras-keras. Kita bicarakan di kamar. Nggak enak kalau dia    mendengar,” ajak pak Carlos.

Tante Lindri tak mengindahkan ajakan pak Carlos. Kelihatannya dia memang sangat emosi.  Berbicara keras dan semakin keras. Dalam pembicaraan itu  dia menjelaskan sebenarnya yang tak disukai karena pak Carlos ke luar dari mengajar di perguruan tinggi itu. Itu diketahui dari surat resmi yang diterimanya tadi pagi.  Dan menuduh Yuandralah penyebab kehancuran karir pak Carlos.

“Maaf. kalau saya yang menjadi penyebab semua ini. Terima kasih atas      bantuannya. Saya pamit,” kata-kaya Yuandra mengehentikan perdebatan mereka.

Dia berdiri di tangga paling bawah. Kedatanganya tak disadari mereka berdua. Lalu dengan derai air mata dia berlari kembali ke kamarnya. Semua bajunya yang berada di almari dikemasinya ke dalam koper.

Pak Carlos berusaha menenangkan mamanya dengan berbagai alasan. Dia juga berjanji  akan membicarakan masalah ini bersama-sama.  Setelah  mamanya tenang dan mau memahami, pak Carlos  menaiki tangga menuju kamar Yuandra.

“Aku minta kamu sabar dulu. Kita jelaskan  secara baik-baik ke mama,” jelas pak Carlos.

“Kenapa bapak sampai dikeluarkan dari kampus itu. Bapak  cerita kita  tentang   kita? Mereka tidak tahukan  kalau kita diam saja,” Kata Yuandra.

Yuandra menghentikan kemas-kemas nya dan berbicara dihadapan Pak Carlos dekat sekali,  dekat dengan wajah Pak Carlos. Dia benar-benar  serius berkata seperti itu. Pak Carlos menjelaskan. Sebenarnya dia tidak dikeluarkan dari kampus. Tapi mengundurkan diri. Mengundurkan diri karena  merasa belum bisa mendidik pada mahasiswanya.  Belum bisa memberi contoh berperilaku yang baik. Ke luar karena  merasa belum  pantas menjadi seorang pengajar kita berperilaku seperti itu. Dia juga tidak bercerita kepada siapapun tentang kejadian itu.

Yuandra yang selesai mengemas barangnya. Berjalan  membawa kopernya turun. Memang hanya sebuah koper dan satu  tas besar besar.  Sampai di runag tengah pak Carlos mengajak berbucara. Dia akan mejelaskan permasalahan yang sebetulnya.

“Mama, Yuan. Saya akan menjelaskan sekarang.  Sebenarnya saya mengundurkan diri  dari, bukan dikeluarkan. Alsanya nanti mama akan saya bertahu. Bukan sekarang. Percayalah ma, anakmu ini akan mempertagungjawabkan semuanya,” pak Carlos bersujud di bawah telapak kaki mamanya.

Tinggalkan Balasan