Demam mengiringi bertambahnya Usia Suamiku

Gaya Hidup, Karir126 Dilihat

11 April, 64 tahun yang lalu suamiku lahir. Seharusnya kemaren malam, seperti kebiasan yang kami laksanakan tidak terlaksanan. Bagaimana tidak, yang bertambah umurnya seperti bayi yang jika bertambah umur pasti akan panas badanya alis deman. Itu juga yang terjadi dengan suamiku, akhirnya makan keluarga berupa sate padang tidak dapat terlaksana.

Subuh, setelah memberikan ucapan selamat bertambah usia aku merasakan badan suami yang sedikit panas serta suara yang sudah beberapa hari ini terganggu. Tapi yang namanya suamiku, walaupun sudah pesiun dari ASN dengan jabatan guru tidak melepas aktivitasnya, setelah bebas mengabdi tidak sebagai ASN masih juga mengabdi di dunia pendidikan dengan menjadi salah satu pengurus di yayasan pendidikan ditempat kami tinggal.

Bukannya bertambah kurang aktivitas yang dilakukan, setelah pensiun tambah banyak aktivitas yang dilakukan dengan alasan tidak terikat dengan peraturan yang sewaktu menjadi ASN. Melihatnya senang, dengan semua  kegiatan yang dilakukannya aku tidak sampai hati untuk melarangnya. Hanya sesekali waktu jika kegiatanya sudah over maka aku akan mengomel juga.

Makan sate bersama anak dan cucu terpaksa ditunda karena bertambah sore bertambah lemah badan lelaki  perkasaku alias suami. Aku hanya berharap hari ini badan suamiku sudah mendingan, karena besok awal pertama menyambut puasa tentu akan lain rasanya jika suamiku tidak bisa sahur perdana bersama.

Ya Allah, angkat semua penyakit dari umatmu sehingga kami bisa melaksanakan puasa kami tahun ini dengan sempurna. Sampai tulisan ini jadi, keadaan suami sudah mulai baikkan walaupun ketika makan katanya masih terasa pahit, yang pasti sudah bisa tersenyum itu merupakan tanda bahwa sudah agak baikkan.

Mohon maaf lahir dan bahtin, semoga Ramadhan tahun ini menjadi awal semua kebaikan dan terhapusnya dosa untuk kita semua.(AZ)

Tinggalkan Balasan