Kejutan Dari Ayah

Cerpen, Fiksiana37 Dilihat

“Ayah, yang tak banyak bicara terkesan tidak peduli, tetapi sesungguhnya yang ada dalam hatinya hanyalah kita” -Uknown-

 

          Hari ini ibu Tiara memasak special ikan bakar sambalado hijau. Tiara sudah menduga pasti akan ada tamu ‘pria asing’. Itulah yang ada di dalam pikirannya. Padahal tamu asing menurut Tiara itu adalah ayah kandungnya sendiri.

          Ibunya akan memasak kesukaan ayahnya. Tiara sudah hafal jika ibunya memasak ikan bakar sambal lado hijau dan meletakkan nasi di mangkok kaca dan ditutup dengan piring kaca dan diletakkan di bawah bantal agar nasi tetap hangat pasti ayahnya akan pulang.

          Jarang pulang karena pekerjaan membuat Tiara sangat jarang bertemu dengan ayahnya. Sehingga ketika ayahnya kembali dari kerjaan ia selalu bersembunyi ataupun selalu menjauh karena merasa asing.

          Seiring berjalan waktu Tiara sudah mulai mengenal ayahnya. Akan tetapi masih merasa kikuk ketika ingin berkomunikasi dan meminta sesuatu kepada ayahnya.

         Berbeda dengan saudaranya yang lain jika ayah pulang maka semua keinginan mereka apalagi ada barang  yang rusak maka mereka segera melapor ke ayah agar segera digantikan dengan yang baru, karena jika tidak maka akan menunggu lebih lama lagi.

          “Yah, sepatu sekolahku sudah rusak, baju sudah mulai kekecilan,” ucap Susi melapor kepada ayahnya.

          “Ya, nanti beli yang baru.”

          Sepatu Tiara juga sudah rusak bagian telapak kaki sudah hampir lepas. Tapi ia tidak berani untuk mengatakan kepada ayahnya. Ia pun meminta Susi agar menyampaikan kepada ayah jika sepatunya juga rusak dan ingin dibelikan yang baru.

          “Kak sus, kasih tahu dong sama ayah, sepatuku juga rusak,” Tiara memohon kepada Susi agar menyampaikan kepada ayahnya.

          “Nggak mau, ngomong sendiri. Nanti ayah bilang cuma aku yang suka minta-minta!”

          Saat itu Tiara juga masih belum punya keberanian untuk mengatakan secara langsung kepada ayahnya.

          Ayah Tiara memiliki prinsip jika ada yang ingin meminta agar menyampaikan secara langsung.

          Seminggu berada di rumah. Ayah Tiara kembali akan berangkat untuk berdagang kembali kepulau-pulau. Dipastikan paling cepat 1 bulan ayahnya baru pulang ke rumah.

     Tiara dan saudara-saudaranya ditinggalkan uang untuk SPP dan jajan sekolahnya selama 1 bulan. Sejak kelas 6 SD Tiara dan saudara-saudaranya sudah mulai diberi uang bulanan dari ayahnya agar mereka bisa belajar mengelola uang jajan masing-masing.

          “Tir, ini uang SPP dan uang jajanmu selama sebulan.”

Ayah memberikan uang Rp.15.000,- kepada Tiara. Saat itu uang belanja Tiara per hari Rp.300,- sedangkan SPPnya Rp.3.000,- per bulan.

 Selebihnya uang tidak terduga jika Tiara mendapatkan pelajaran tambahan di sekolah. Jika Tiara bisa berhemat maka ia akan bisa menabung dari sisa uang belanja yang diberikan oleh ayahnya.

Saat mengambil uang ingin sekali ia mengatakan jika sepatunya juga sudah rusak, tapi sampai detik ayahnya berangkat ia masih belum berani mengatakannya.

***

Senin pagi Tiara bangun lebih awal agar tidak terlambat berangkat ke sekolah karena rutinitas kegiatal apel upacara bendera. Setelah mandi dan berpakaian rapi Tiara tinggal memakai sepatu.

 Saat itu ia mencari sepatunya tapi tidak ketemu padahal sudah ia siapkan sejak tadi malam. Walaupun sudah hampir rusak sepatunya tetap ia cuci.

Ia mencari kemana-mana tapi tetap tidak ditemukan. Ia pun bertanya kepada ibunya.

“Mak, mana sepatu Tiara.”

“Itu di atas rak sepatu.”

Tiara melihat rak sepatu tidak terlihat ada sepatunya di sana akan tetapi ia hanya melihat kotak sepatu.

“Nggak ada Mak,” teriaknya.

“Itu yang di dalam kotak sepatu.

Tiara segera membuka kotak sepatu dalam pikirannya mengapa juga ibunya memasukan sepatu jeleknya ke dalam kotak. Ia pun segera membuka kotak berwarna coklat tersebut.

Binar mata tersorot dalam rona. Tiara tertegun sepatu baru yang tidak berani ia minta, kini sudah berada dihadapannya.

 Jembrana, 26 Februari 2021

Naskah Hari ke-26

Tinggalkan Balasan