Suara sirena terdengar jauh semakin mendekat, aku mengintip dari balik jendela. Siapa lagi yang akan diangkut hari ini. Sudah beberapa hari ini ada saja tetangga yang dijemput oleh Tim Gugus covid menjadi tamu terhormat di tempat yang sudah disediakan untuk mereka. Desas desus sudah terdengar tetangga depan rumah terjangkit virus yang lagi marak dibicarakan. Maklum orang kaya mereka sesuka hati keluar kota seolah – oleh orang kaya tidak akan terjangkit olehnya saja.
Bunyi berhenti pas di depan rumah, beberapa perawat turun, seseorang yang aku yakini sebagai perawat juga turun. Bagaimana tidak aku menyebutnya dokter karena kostum dan alat yang biasa di gunakan untuk memeriksa pasien terlihat jelas digantungkannya di leher. Masker tidak lepas dari penampilan mereka, seseorang keluar dari rumah. Dia anak si pemilik rumah seorang yang punya kekuasan di daerahku, berbicara dengan serius kepada dokter. Tak lama seseorang dengan APD melangkah masuk mengikuti tuan rumah. Tidak ada satu orangpun tetangga yang berani keluar setelah desas – desus semarak tetangga kami terjangkit virus covid.
Satu lagi perawat yang datang tadi menggunakan APD menyusul masuk ke dalam rumah dengan membawa tabung oksigen dan beberapa peralatan lain yang menurutku tidak lazim kami lihat sebagai masyarakat umum dengan penyakit yang biasa flu dan demam saja.
Mataku terus memperhatikan mereka lewat kaca jendela yang tertutup kain gordennya, sudah hampir setengah jam tapi belum juga ada tanda – tanda tetanggku akan diangkut. Tapi silih berganti orang yang menggunakan APD keluar masuk sepertinya mereka melakukan sesuatu yang membuatku menjadi curiga, tapi setelah satu jam sirena berbunyi meninggalkan perumahan kampung kami.
“Tidak ada yang diangkut, apa yang terjadi.” Batinku, langkahku menjauh dari jendela tidak ada yang menarik lagi untuk diperhatikan.
“Jadi dibawa Bu Milanya, Win?” suara ibu membuatku terkejut
“Tidak bu, mungkin bukan covid.” Jawabku cepat
“Masak sih tidak covid, batuknya itu tidak biasa.” Sekali lagi ibu bertanya
“Ya buktinya, tadi hanya awak ambulance yang pergi.” Ucapku malas membahas masalah ini.(bersambung)
***