Reuni (End)

“Al, ada yang menganggu pikiran Alya?” ucapan Aldi membuatku mengalihkan pandangan ke arah Aldi yang ternyata lagi menatapku. Aku hanya tersenyum dan kembali melihat ke anak – anaknya Aldi yang

Reuni (4)

sudah berlalu, sejak saat itu selalu saja ada chat dari Aldi yang menanyakan kabarku, serta menyampaikan salam rindu dari anak – anaknya kepadaku bagaikan makan obat saja. bukan hanya chat

Reuni (part 2)

Tidak perlu jam beker, selalunya aku akan susah bangun jika tidur kemalaman, tapi pagi ini belum juga azan subuh berkumandang aku sudah membuka netraku. Entah semangat dari mana membuat tubuhku

Reuni (part 1).

Usiaku tidak muda lagi, sudah kepala tiga tapi setia dengan kejomlowatianku. Haha kata setia sepertinya tidak cocok lebih tepatnya aku tidak ada peminatnya. Waktu berjalan aku selalu berkata dalam hati,

Lamunanku (End)

Untung sabut timbul untung batu tenggelam, aku menghebuskan napas kasar, termenung di tepi ranjang mengingat apa yang baru saja terjadi di ruang tengah. Raut wajah Pak Cik sungguh membuat hatiku

Lamunanku (3)

Alhamdulillah, akhirnya malam ini aku bisa tidur nyenyak, tapi entah besok dan besoknya lagi. aku menarik selimut untuk mengusir rasa dingin yang mulai merambat dengan semakin malam. Jam dinding menujukkan

Lamunanku (1)

Langit yang sejak dari pagi sudah muram, tentunya dibarengi udara yang dingin membuat mataku merasa mengantuk. Pekerjaan di depanku menumpuk tapi tak ada niatku untuk memulai pekerjaan. Akhir pekan seharusnya

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.