Napasku terengah – engah, entah mimpi aku semalan motor yang menjadi tungganganku sehari – hari mogok pagi ini. Belum lagi naas hari ini tidak bisa membawa bekal, gas untuk memasakpun Selengkapnya
Cerpen
KEMANA ANGIN MEMBAWAKU (1)
Menatap lorong yang dulu semangat aku lalui, sapaan demi sapaan aku jawab dengan senyum yang tentunya tak lagi menarik karena dimakan usia. Senyumku tulus setulus hati ini menebar benih keikhlasan Selengkapnya
Rinduku Kepada Ibu
Sore itu RS Santo Borromeus sudah mulai sepi dari para pengunjung pasien karena waktu berkunjung sudah habis. Aku yang berada di ruang rawat kembali menyendiri karena baru saja istriku, anak Selengkapnya
Kisah pernikahan di malam minggu
waktu menunjukan pukul 18:30 WIB parkiran Hotel sudah penuh motor dan mobil keluarga besar mempelai pria dan wanita. Sebagian besar sudah berada di lantai 5 tempat acara resepsi pernikahan berlangsung Selengkapnya
Sebatas Cerita Luka (2)
“Walaikumsalam.” Suara jawaban dari dalam rumah Mak Ucu. “Abah Emak kemana Mak Ucu.” Ucapku setelah melihat Mak Ucu yang membukakan pintu rumah. “Bawa bertenang Hana, atur napas.” Tangan Mak ucu Selengkapnya
Maafkan Aku Runni
Maafkan Aku Runni “Anita, Anita…. Tunggu,” dengan terengah-engah Runni mengejar Anita yang sudah siap untuk mengikuti pelajaran Olah raga. “Ayo Run, Pak Joko sudah menyiapkan teman-teman untuk olah raga di Selengkapnya
Sebatas Cerita Luka (1)
Hujan sejak senja tak lepas meninggalkan bumi, aku yang sudah menggunakan baju hangat saja masih terasa dingin. Merebahkan badan pada dipan yang tidak lagi tebal, tapi hanya ini yang bisa Selengkapnya
Ketika Mimpiku Berlalu (2)
Berlari sekuat hati setelah iwan memberhentikan motornya di depan pukesmas, ku biarkan Iwan mengumpat padaku karena motor Iwan sampai oleng karena aku berebut turun sebelum Iwan memakirkan motornya dengan sempurna. Selengkapnya
Ketika Mimpiku Berlalu (1)
Suara riuh rendah tak mengangguku, aku masih menatap lirih jendela kelas seakan ingin menembus asaku yang terkoyak dengan realita yang ada. “Bagaimana Ais sudah ada keputusan dari kedua orangtua Ais.” Selengkapnya
Kaki Tiga
Kedai Pasar Induk ” kopi pahit satu” ” Bang, sekalian untuk si Mbah ” ” Baik Mas Muki,” ” dari mana aje ente koq baru kliatan” ” mudik Mbah” ” Selengkapnya
- Sebelumnya
- 1
- 2
- 3
- 4
- …
- 94
- Berikutnya
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.