Diary Untuk Bunda Part 2

Cerpen, Fiksiana20 Dilihat

Ketakutan itu hanya sementara. 

Penyesalan itu selamanya -Uknown

Waktu telah mununjukan pukul 16.00 WIB. Tiara pun pamit pulang kepada Tante Tutik karena ia harus berangkat les Bahasa Inggris di sekolahnya.

          Duduk dibangku kelas 6 Tiara sudah teringin untuk menekuni pelajaran bahasa Inggris sehingga ketika guru di sekolahnya mengadakan kelas tambahan ia bersemangat mengikutinya.

          Pak Adam guru yang memegang pelajaran Agama Islam. Tapi ia memiliki kemampuan lainnya melukis dan Bahasa Inggris. Sore itu Pak Adam mengajarkan mengenal vocab dari sebuah lagu yang berjudul My Bonie. Itulah lagu Bahasa Inggris pertama kali yang Tiara hafal. Karena dinyanyikan secara berulang-ulang. Tanpa terasa waktu pelajaran telah berakhir Tiara segera pulang ke rumahnya.

Malam menjelma Tiara masuk ke dalam kamarnya ia pun membuka dairy yang ia ketemukan tadi siang.  Ia mulai membaca kembali catatan harian seorang wanita yang tidak ia ketahui.

Juli 2002

Diary, hari ini Meli demam, kelelahan karena seharian mengerjakan tugas dan kehujanan. Biasanya bunda ada disamping Meli. Membuat wedang jahe untuk Meli di kala Meli sakit, dan menyuapkan Meli kalau Meli susah makan.

          Diary, tadi Meli mendapat kiriman paket dari Bunda, Bunda mengirimkan  makanan kesukaan meli dan obat-obat buat Meli. Ternyata bunda sangat khawatir ketika Meli menelpon Bunda  dan mengatakan kalau Meli sedang sakit. Terima kasih Bunda.

          Oktober 2002

Diary tidak terasa 1 Minggu lagi lebaran, Meli mau pulang, Meli sudah rindu dengan Bunda. Meli mau salat IED bareng Bunda, karena Ramadhan ini Meli tidak bisa menemani bunda sahur, saalat tarawih. Meli ingin sisa Ramadhan tujuh hari ini salat tarawih dan sahur dengan Bunda. Meli ingin mencium tangan bunda dan bersimpuh di kaki Bunda pada saat lebaran nanti. Bunda tunggu Meli ya!

          Diary sambutan Bunda sangat luar biasa, bunda sudah mempersiapkan makanan kesukaan Meli.  Diary Meli semakin terharu ketika bunda memperlihatkan pakaian wisuda untuk Meli. Bunda sudah mempersiapkan dari sekarang padahal Meli baru semester 1, masih ada 7 semester lagi.

          September 2004

Diary, tanpa terasa sekarang Meli sudah semester 4, Meli merasakan adanya getaran yang lain di hati. Meli merasakan rindu dan sering jantung Meli berdetak dengan kencang kalau bertemu dengannya. Meli jatuh cinta diary. Tidak tahu mengapa Meli begitu simpati dengannya, dia baik, perhatian dan pinter.

Tapi Meli ingat dengan pesan Bunda, Meli harus konsen dengan kuliah. Meli jangan melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Tapi cinta itukan anugerah.

          Oktober 2004

          Diary semakin hari rasa itu semakin memuncak. Meli tidak sanggup diary Meli harus bagaimana, walaupun Meli sudah tahu perasaan itu belum pantas buat Meli untuk saat ini. Tapi diary Meli selalu ingin terlihat cantik ketika bertemu dengannya.  Meli sangat berhati-hati jika bicara dengannya. Oh diary ternyata perasaan itu bukan hanya Meli yang merasakan ternyata, ternyata dia Rohid, juga merasakan perasaan yang sama, Rohid bercerita dengan Dina, dan Dina adalah sahabat karibku diary.

          Diary Meli tidak tahu Meli merasakan senang sekali, hari ini Rohid menyatakan cintanya ke Meli. Tapi Meli bingung apa yang harus Meli katakan. Disatu sisi Meli memang simpati dengannya tapi disatu sisi Meli ingat dengan pesan bunda jangan sampai Meli melakukan perbuatan yang dilarang Allah. Oh diary Meli harus memberikan jawaban apa pada Rohid.

          Tiara tersenyum geli , ia masih penasaran dengan diary yang bernama Mely tersebut.

 

Oktober 2004

Diary hari ini adalah hari keputusan Meli, Meli bingung diary, Meli minta saran dengan Dina, Dina menyarankan agar Meli menerima Rohid, pacaran tidak harus seperti orang umum  katanya, Meli bisa pacaran yang Islami dengan tidak melanggar ketentuan syariat, Diary, setelah berpikir lama akhirnya Meli menerima Rohid. Meli menerimanya dengan saran dari Dina Pacaran Islami.

          Diary, Meli merasakan tidak seperti biasanya, Meli ingin selalu bertemu Rohid, Meli ingin selalu kelihatan cantik didepannya, Meli juga sering hati-hati kalau berbicara dengan teman laki-laki karena Meli takut, takut Rohid cemburu.

          “Tir, makan dulu,” teriak ibunya dari dapur mengajak Meli makan.

          “Iya, Mak, “ ia pun bergegas ke dapur sambil meletakkan diary tersebut di atas meja belajarnya.

***

          Selesai makan Tiara melanjutkan membaca diary Mely. Ia buka lembaran selanjutnya ada bekas lembaran yang dirobek selain itu tulisannya banyak yang tidak bisa terbaca terlihat bercak kotoran berwana kekuningan seperti habis ketumpahan air.

          Diary, sebentar lagi akan lebaran, pasti bunda akan menyuruh Meli pulang, apalagi tahun kemaren Meli tidak pulang karena untuk menghemat biaya dan Meli harus mengerjakan beberapa tugas yang harus dikumpulkan setelah lebaran. Oh, diary apa yang harus Meli lakukan.

          Meli, malu diary, belum lagi Rohid yang belum diberi izin dengan orang tuanya untuk menikah karena Rohid anak pertama, dia masih ada 4 orang adik, dia harus membantu orang tuanya. Diary  bagaimana nasib perut ini.

         Tiara berpikir ada apa dengan Mely? Itulah tulisan terakhirnya di buku diary berwarna ungu muda tersebut.

Jembrana, 24 Februari 2021

Naskah hari ke-24

Tinggalkan Balasan