MaulanaYa Suamiku (part 4)

Cerpen, Fiksiana, Terbaru28 Dilihat

“Tidak perlu minta maaf, aku fikir Bang Maulana akan menjadi imam yang baik buatku ternyata aku salah. Pantas saja selama kami menikah aku selalu merasa kalau dia bukan imanku. Silakan menikah dengannya mungkin Bang Maulana adalah imammu.” Setelah mengatakan itu aku berlalu dari hadapan wanita itu masuk ke kamarku.

“Jangan lupa di tutup lagi pintunya setelah kamu keluar nanti.” seruku kepadanya

Aku mendengar pintu rumahku di tutup, aku keluar dari kamar menuju pintu depan mengintip dari celah jendela. Dia telah pergi, pergi membawa semua keresahan dan kegundahan hatiku, ternyata Mualanaku bukan imamku hanya duka yang ditaburnya dalam kehidupan rumah tangga kami. Ternyata selama ini dia hanya memanfaatkan aku untuk kesenangannya sungguh tragis. Aku menghembuskan napas berat, seberat melepaskan beban hidupku, mungkin dengan melepas Bang Maulana hidupku akan sedikit ringan. Aku berjalan kembali kekamarku, saat ini yang aku butuhkan adalah istrahat dan melepas beban berat dari pikiranku sambil memandang langit – langit kamar aku berharap mataku terpejam dan besok pagi bangun dengan kehidupan yang lebih baik.****

 

 

 

Tinggalkan Balasan