You’re Just My Cup Of Tea(part 2)

Cerpen, Fiksiana56 Dilihat

Langkahku gontai berjalan menuju dapur setelah memasukkan motor scoopyku ke garasi. Sayur, buah ku letakkan diatas meja dapur, sementara ikan dan ayam aku taruh di tempat cuci piring beralaskan baskom supaya bau amisnya tidak kemana – mana.

Sudah pukul 10.30 tidak seperti biasanya aku sudah berada dirumah pukul 08.30 dari pasar tapi hari ini aku lebih banyak duduk di parkir pasar melamun, langkahku berat untuk pulang kerumah.

Bukannya aku memasak, semua belanjaan yang kubawa yang tadi ku letakkan diatas meja langsung saja aku masukkan ke lemari es tanpa memilah – milahnya seperti hari – hari kemaren. Langkah kakiku mengantar aku ke kamar, tubuh dan hatiku yang lelah aku baringkan dikasur tanpa mengantinya terlebih dahulu. Semua diluar kebiasaanku, selalunya aku menganti pakian sebelum aku naik ke atas kasur tapi hari ini tidak. Entah karena mengantuk atau apa yang pasti mataku langsung terpejam dan aku terbang kealam bawah sadar.

Suara pekikan anakku Adi membangunkan aku dari alam bawah sadarku, mati aku jam berapa sekarang. Secepat kilat aku memandang jam dinding di kamarku, Masyaallah sudah jam 1 pantas saja anakku Adi sudah pulang. Tangan mungilnya memegang keningku

“Mama sakit?” Mata buah hatiku membuatku tersenyum pahit, mama sakit di sini dihati Mama batinku

“Sakit kepala.” Asal saja aku menjawab pertanyaan buah hatiku

“Adi pulang sama siapa?” aku balik bertanya kepada Adi

“Sama Papa, tapi Papa sudah ke kantor lagi. Habis mama tidur, kata Papa tidak usah dibangunkan. Tapi Adi lapar Ma.” Pernyataan buah hatiku membuatku terpaku, ada apa dengan diriku.

***

“Win, kamu sakit?  Apa yang sakit?” Tanya Suamiku

Setelah berkemas di dapur dan menidurkan Adi aku masuk ke kamar, aku sengaja menghindar untuk makan bersama suami dan anakku

“Mama tidak makan?” pertanyaan Buah Hatiku ketika aku tidak ikut makan dengan mereka.

“Mama lagi sakit gigi.” Jawabku asal, setelah itu aku meninggalkan mereka menuju kamar.

Setengah jam kemudian suamiku masuk ke kamar, bukannya menyapanya aku malah keluar kamar menuju ruang makan.

Tidak mungkin aku berlama – lama di dapur, mataku sudah terlalu lelah ditambah lagi dengan lelah hati dan pikiranku. Aku berjalan menuju kamar, melihat suamiku masih duduk diranjang dengan tangannya memegang laptop yang diletakkannya diatas bantal. Aku mengambil baju tidur di lemari berjalan menuju kamar mandi untuk menganti pakaian. Setelah selesai aku berganti baju aku aku langsung mengambil posisi kasur yang selalu aku tempati. Memejamkan mata dengan memunggungi suamiku, tidak ku jawab pertanyaan suamiku apakah aku sakit aku berharap aku terus masuk kedalam alam mimpi yang mungkin mengobati luka hatiku.(bersambung)

 

Tinggalkan Balasan