Maafkan Aku Membuatmu Derita (part 11)

Cerpen, Fiksiana61 Dilihat

 

Membukaan pintu buat Cahaya, melihat dia sepertinya malu ketika aku membukaan pintu untuknya.Aku tetap di samping pintu setelah menutup pintunya. Cahaya terus saja berjalan menuju pintu rumahnya, setelah sampai di depan pintu rumahnya baru Cahaya perasaan kalau aku masih berdiri di samping pintu mobil tanpa berajak sedikitpun. Alisnya naik sedikit, sambil berkata

“ kenapa masih di situ?” aku hanya tersenyum tidak berkata memberikan penjelasan. Mungkin Cahaya baru teringat kalau dia tidak mempelawaku untuk masuk kerumahnya.

“ Maaf Cahaya lupa, Indra masuk dulu.” Setelah mendengar pelawaannya barulah aku melangkah mendekatinya. Memandangnya dengan perasaan yang tidak bisa aku bayangkan. Sambil berkata

“ Indra tidak usah masuk, kirim salam sama Ibu saja.” belum sempat aku melangkahkan kaki untuk menuju mobil, aku mendengar suara Ibunya Cahaya.

“ Nak Indra masuk dulu”

Aku membalikkan badan menghadap kearah suara Ibunya Cahaya

“ Terima kasih bu, besok saja mampirnya, kasian Ibu Saya tinggal sendiri di rumah

“ Hmm… salam buat Ibunya Indra ya”

“ Iya bu, salamnya akan Indra sampaikan.” Aku meraih tangan Ibu Cahaya menyalam serta menciunya serta berlalu. Memberikan senyum termanis buat Cahaya yang berdiri disebelah ibunya.

***

Sepanjang perjalanan pulang aku selalu membayangkan senyum dan tingkah lucu Cahaya seharian bersamaku. Dreet tiba – tiba telephoneku bergetar, aku meraih handphoneku dan melihat layarnya siapa yang meneleponku. Hmmm… Andi apa lagi yang diinginkan kawanku yang satu ini, mimpi apa Andi meneleponku biasanya langsung main kerumahku. Aku mengeser tombol hijau untuk menerima telepon dari Andi.

“ Assalamualaiku,” aku mendengar suara Andi dari seberang sana

“ Ngantar atau pindah rumah ke rumah Cahaya, sudah 3 jam Aku menunggumu dirumah” suara Andi kesal terdengar di teligaku. Tawaku keluar dari mulut sambil menjawab pertanyaan Andi

“ Maunya langsung pindah, tapi melamar dulu terus menikah baru bisa pindah kesana”

“ Dasar anak remaja, mimpi kali. “ suara kesal mendengar jawabanku.

“ Cepat pulang Aku sudah lumutan nunggu kamu dari tadi.”

“ Iya sudah mau sampai tunggu saja sebentar”

“ Jangan lupa beli pecel lele”

“ Mau numpang makan dirumah”

“ Ibu yang mau makan, lho pikir ini sudah jam berapa. Dasar anak tidak bertanggung jawab. Orang tua dibiarin kelaparan.” Aku hampir lupa hari sudah pukul 4 tentu ibu lapar.
“ Yup, aku pulang secepatnya.” Dan menutup telepon dari Andi. Singgah mencari makan untuk Ibu, Andi dan Diriku. Terus pulang keruman.(bersambung)

***

Tinggalkan Balasan