Cerpen Bersambung (CerBung) ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda.
TIGA
Aku harus memperhatikan pendapat teman-temanku. Paling tidak sudah dua orang, Robi dan Wina yang memperingatkanku bahwa Boy sudah siap akan mendahuluiku untuk memikat hati Erika. Ayo kapan lagi Han cepat “tembak” Erika. Demikian hatiku seakan terus meronta namun aku masih belum melakukan apa-apa.
Dear Dairy.
Benarkah demikian? Nampaknya mengerikan juga ya kalau Boy benar merebut cinta Erika. Aku akan mengalami nasib tragis kehilangan cinta Erika. Semoga hal itu tidak pernah terjadi.
Jumat 4 Maret
Pribadi yang kukuh kupandang di muka cermin dan kulihat wajah dengan sebuah sinar cerah memandang ke depan. Apa pula yang ikut terlintas dalam benakku kali ini? Tidak hanya rindu tapi juga gugup dan lelah yang menanti saat duka-duka berlalu minta diri.
Wajah-wajah lain bertemu sendu. Aku mencoba tersenyum menyentuh sapaannya. Hanya sejenak hatiku terbuka menyapa sepi menimang sunyi ketika tiba-tiba sapa lembut yang lain membangunkanku dari kehampaan kata.
Ada pribadi yang kukuh yang kupandang dari jauh dengan sebuah niskala. Siapakah dia? Aku benar-benar kehilangan jejak. Terus berupaya untuk mencarinya hingga kutemukan.
Diary.
Begitulah kira-kira Erika dalam hatiku selalu ada namun tidak pernah kutemukan. Oh ke manakah dia? Mungkin saat cintaku padanya terucap, dia akan hadir. Benarkah? Ah Diary kenapa aku harus ragu. Butuh keberanian yang lebih untuk mendapatkan cinta Erika.
Sabtu 5 Maret
Dear Diary.
Ada rasa kecewa malam ini. Aku harus berhasil melepas lingkar yang menjerat leher agar bebas bebaslah diriku terbang lagi. Tak peduli awan pesonamu yang membumbung indah itu tak akan mampu meluluhkan karang hatiku.
Oh Diary malam ini Erika bersama Boy. Cemburukan aku? Terpurukkah aku? Kecewakah aku? Lalu kepada siapa aku melampiaskan semua perasaan itu? Itu semua hanya karena kebodohanku.
Di sini aku masih berusaha untuk berdiri tanpa bergeming. Tanpa apa-apa. Di sini senyumku masih mengambang riang seperti semula. Di sini tawaku masih memekak dan halus menyentuh penuh gelak. Di sini aku berdiri masih seperti semula.
Diary, sungguhkah aku harus termangu memikirkan rasa dunguku. Mungkin aku harus membutuhkan waktu untuk kembali mengumpulkan semua keberanianku mengatakan cinta kepada Erika.
@hensa.
Ilustrasi Foto by Pixabay.
1 komentar